Rektor IBI Kosgoro 1957 Sebut Program Kuliah Kewirausahaan Wujud Kepedulian Menpora Amali Terhadap Pemuda

Rektor Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957, Dr. Haswan Yunaz memberika apresiasi dan pujian terhadap program kewirausahaan pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Menurutnya, program ini merupakan wujud kepedulian Menpora Amali terhadap pemuda Indonesia.

Rektor IBI Kosgoro 1957 Sebut Program Kuliah Kewirausahaan Wujud Kepedulian Menpora Amali Terhadap Pemuda Rektor Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957, Dr. Haswan Yunaz memberika apresiasi dan pujian terhadap program kewirausahaan pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Menurutnya, program ini merupakan wujud kepedulian Menpora Amali terhadap pemuda Indonesia.(foto:bagus/kemenpora.go.id)

Jakarta: Rektor Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957, Dr. Haswan Yunaz memberika apresiasi dan pujian terhadap program kewirausahaan pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Menurutnya, program ini merupakan wujud kepedulian Menpora Amali terhadap pemuda Indonesia.

“Bapak menteri, kegiatan ini sangat baik dan kami berterimakasih atas kebijakan bapak menteri dan jajarannya telah memberikan kesempatan pada IBI Kosgoro 1957 ikut ke dalam program kuliah kewirausahaan ini,” kata Dr. Haswan Yunaz dalam sambutannya pada acara kuliah kewirausahaan dan pengembangan pemuda Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957 bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerjasama dengan secara virtual, Kamis (7/7) pagi. 

Menurut Yunaz, lulusan perguruan tinggi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 1, 7 juta orang. Sedangkan jumlah peluang kerja atau lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas, sehingga lulusan tersebut akan menjadi pengangguran intelektual. “Untuk itulah program dari Kemenpora ini sangat baik bagaimana melahirkan wirausaha baru dalam ekosistem kewirausahaan nasional,” jelasnya.

Dijelaskannya, Indonesia memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.  Salah satunya karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar ditambah dengan kekayaan sumber daya alam, budaya, dan berbagai tempat-tempat wisata yang indah dan eksotis.“Bila mampu dikemas dengan baik, ini adalah merupakan satu peluang untuk berwirausaha,” tukasnya.

Dalam kesempatan ini, Haswan Yunaz berbicara terkait era digital yang berkembang dengan pesat saat ini. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi terjadi transformasi digital di semua sektor termasuk sektor ekonomi. Meskipun menggunkan istilah ekonomi digital, namun menurutnya tetap saja penggerak dari sektor ini adalah wirausahawan.

“Transformasi digital di sektor ekonomi telah menggeser beberapa fungsi yang dulu dikerjakan oleh manusia. Maka dari itu, kita tidak bisa menghindari, suka tidak suka, mau tidak mau generasi muda harus ikut dalam era digitalisasi ini,” pintanya. 

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali dalam sambutan dan motivasinya kepada para mahasiswa mendorong para mahasiswa di perguruan tinggi menjadi wirausahawan sehingga setelah lulus dapat menciptakan lapangan kerja. Bukan malah sibuk mencari lapangan pekerjaan.

“Pemerintah tentu berharap lulusan perguruan tinggi tidak menjadi job seeker atau pencari pekerjaan kesana kemari. Tetapi dia menjadi job creator, penyedia lapangan pekerjaan,” kata Menpora Amali.
Menurut Menpora Amali, pihaknya di Kemenpora sejak tahun 2020 memiliki lima program prioritas, salah satunya yakni ‘Pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan’. 

Melalui program ini, setiap tahunnya Kemenpora bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia menggelar kegiatan kuliah kewirausahaan. Untuk tahun ini, Kemenpora bekerjasama dengan 35 perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan sumber daya di instansi. “IBI Kosgoro 1957 menjadi salah satu dari pilihan Kemenpora masuk di dalam 35 perguruan tinggi yang ada,” ujarnya.

Menpora Amali menjelaskan, kegiatan ini dilakukan karena lapangan pekerjaan setiap tahun semakin sempit, tidak sebanding dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, lulusan dalam negeri maupun luar negeri ditambah lagi dengan lulusan Sekolah Menengah Atas dan SMK .

“Semakin tahun semakin banyak lulusan perguruan tinggi tetapi tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Itulah hal yang menjadi pemikiran utama pemerintah sehingga bagaimana mendorong para lulusan perguruan tinggi, lulusan sekolah, tidak hanya bergantung pada tersedianya lapangan pekerjaan. Tetapi mereka harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya maupun untuk lingkungan,” harapnya.

Disamping itu, berdasarkan data persentase masyarakat Indonesia yang bergerak di bidang wirausaha masih kecil bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Dibandingkan dengan Malaysia saja Indonesia persentase wirausaha Indonesia masih sangat kecil apalagi bila dibandingkan dengan Singapura, Jepang, Korea, Tiongkok Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya yang rata-rata sudah berada di angka 10 persen jumlah wirausahawannya.

“Padahal angka minimum yang harus kita capai untuk menjadi salah satu tolak ukur kemakmuran suatu masyarakat adalah minimal dari penduduk yaitu 5 persen yang bergerak di wirausaha, nah kita masih di bawah. Ini yang menjadi pekerjaan kita, bukan hanya menjadi pekerjaan pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab semua masyarakat. Khususnya perguruan tinggi. Itulah sebabnya kenapa kami memilih perguruan-perguruan tinggi yang menjadi tempat untuk melakukan kegiatan penumbuhan minat kewirausahaan,” harapnya.(ded)

Tag
BAGIKAN :
PELAYANAN