Buka Webinar Nasional Prodi Pendidikan Olahraga UPI, Menpora Amali Cerita Sejarah dan Sukses Implementasi DBON

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali sampaikan tentang latar belakang lahirnya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), hingga manfaat yang diraih dari DBON dalam implementasinya di DEA Games 2021 Vietnam. Hal itu Menpora Amali sampaikan saat membuka Webinar Nasional Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) secara daring dari Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (28/5) siang.

Buka Webinar Nasional Prodi Pendidikan Olahraga UPI, Menpora Amali Cerita Sejarah dan Sukses Implementasi DBON Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali sampaikan tentang latar belakang lahirnya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), hingga manfaat yang diraih dari DBON dalam implementasinya di DEA Games 2021 Vietnam. Hal itu Menpora Amali sampaikan saat membuka Webinar Nasional Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)'secara daring dari Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (28/5) siang.(foto:putra/kemenpora.go.id)

Banyuwangi: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali sampaikan tentang latar belakang lahirnya Desain Besar Olahraga Nasional  (DBON), hingga manfaat yang diraih dari DBON dalam implementasinya di DEA Games 2021 Vietnam. Hal itu Menpora Amali sampaikan saat membuka Webinar Nasional Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) secara daring dari Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (28/5) siang.

"Yang sedang kita lakukan dalam olahraga kita ini adalah hal mendasar. Kita sedang melakukan perubahan besar dalam pembinaan olahraga nasional sesuai arahan Presiden Joko Widodo saat peringatan Haornas 2020, Presiden meminta kepada saya dan stakeholder olahraga lainnya untuk melakukan review total tentang ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional," kata Menpora Amali di awal sambutannya.

Presiden menyampaikan bahwa penduduk berjumlah 274 juta jiwa ini, tetapi prestasi olahraganya tidak sebanding dengan besarnya jumlah penduduk. Dan banyak sebab lainnya. Atas dasar itu Menpora Amali bergerak cepat berdiskusi dengan berbagai pihak, para profesor dan guru besar keolahragaan untuk menemukan masalah apa yang ada. 

"Kenapa prestasi olahraga bisa kalah peringkat dunia dengan negara kecil Jamaika yang hanya berpenduduk 2 juta jiwa, luas wilayah 11 ribu km2 jauh lebih besar kita tapi kenapa kita kalah dalam peringkat dunianya," ujar Menpora Amali mencontohkan.

"Hal seperti ini yang harus dipetakan dan banyak lagi, tentu tidak bisa hanya dalam waktu singkat, satu dua tahun. Ini adalah pekerjaan panjang. Untuk itu kita harus merancang bagaimana perencanaan olahraga kita jangka panjang, menengah dan jangka pendek," imbuhnya pada webinar yang bertemakan Pembangunan Olahraga Indonesia Jangka Panjang yang Berkemajuan.

Berangkat dari alasan itulah Menpora Amali bersama stakeholder olahraga melahirkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dipayungi oleh Perpres no 86/2021. Ditambah dengan payung hukum lebih tinggi yakni UU Keolahragaa No. 11 tahun 2022 yang roh di dalamnya adalah DBON. 

"Hal ini karena kita semakin jauh tertinggal perkembangan olahraganya dengan negara lain. Dulu di Asia Tenggara kita menjadi yang terdepan. Tapi, sekarang negara negara lain ini Vietnam, Thailand sekarang lebih maju dari kita padahal kita sering menjadi juara umum Asia Tenggara dulunya,"'kenang Menpora Amali.

Kenapa masyarakat Indonesia bisa merasa sudah senang hanya dalam posisi rangking 3 SEA Games 2021 Vietnam?. Salah satu alasannya adalah di SEAG-SEAG sebelumnya Indonesia hanya bisa di rangking 5 SEAG Singapura 2015 dan SEAG Malaysia 2017, serta peringkat 4 di Filipina 2019 lalu.

"Satu hal yang memang membuat kita senang yakni penerapan DBON dalam pelaksanaan keiukutsertaan Indonesia di SEAG 2021 Vietnam. Bila dibandingkan dengan pengiriman kontingen di Filipina yakni 841 atlet dan hasilnya peringkat 4 tapi ke Vietnam ini kontingen kita hanya 499 atlet dan kehilangan 30 medali emas karena di Vietnam tidak dipertandingkan lagi. Jika dihitung dengan perbandingan ini mungkin harusnya prestasi kita melorot dari di Filipina," katanya.

"Tapi, karena sudah ada panduan UU Olahraga No. 11/2022 dan Perpres No.86/2021 tentang DBON termasuk didalamnya panduan pengiriman kontingen dan lainnya, maka meski berkurang atletnya tapi prestasinya meningkat, itu yang menggembirakan," bangga Menpora Amali.(ben)

BAGIKAN :
PELAYANAN