92% Masyarakat Yakin Prestasi Olahraga Meningkat Dari Program Pemerintahan Prabowo Gibran, Berikut Tanggapan KONI dan Pengamat

Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas merilis hasil survei 100 hari kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Salah satu hasil survei menunjukkan keyakinan masyarakat terhadap peningkatan prestasi olahraga Tanah Air.

92% Masyarakat Yakin Prestasi Olahraga Meningkat Dari Program Pemerintahan Prabowo Gibran, Berikut Tanggapan KONI dan Pengamat Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas merilis hasil survei 100 hari kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Salah satu hasil survei menunjukkan keyakinan masyarakat terhadap peningkatan prestasi olahraga Tanah Air.(foto:herry/kemenpora.go.id)

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas merilis hasil survei 100 hari kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Salah satu hasil survei menunjukkan keyakinan masyarakat terhadap peningkatan prestasi olahraga Tanah Air.

Berdasarkan hasil survei, diketahui sebanyak 92 persen masyarakat meyakini akan terjadi peningkatan terhadap prestasi olahraga Indonesia di bawah Kemenpora. 

Keyakinan akan peningkatan prestasi tersebut berada di peringkat kelima, dari 36 program yang disurvei Badan Litbang Kompas perihal tingkat keyakinan terhadap program Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Sebagai indikator peningkatan prestasi olahraga selama 100 hari kepemimpinan Prabowo-Gibran, di antaranya pada bulan November 2024, Timnas Futsal Putra sukses meraih gelar juara dalam ASEAN Futsal Championship di Thailand. 

Prestasi ini berlanjut di penghujung 2024 dengan keberhasilan Indonesia meraih juara ASEAN Cup Women 2024 dan juara dunia di Piala Dunia eFootball 2024. Kemudian yang terbaru, Timnas Futsal Putri Indonesia lolos Piala Asia Futsal Putri 2025.

Di luar cabang olahraga bola, Indonesia juga tercatat sukses menjadi juara umum Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Abu Dhabi dan juara dunia World Junior Championship, World Surf League (WSL) di Filipina melalui peselancar muda Bronson Meydi. 

Capaian tersebut mendapat tanggapan positif dari stakeholder olahraga. Salah satunya adalah Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman yang  menyebutkan bahwa, angka kepuasan tersebut mencerminkan keberhasilan Kemenpora di Kepemimpinan Menpora Dito Ariotedjo dalam mengintegrasikan kebijakan yang proaktif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Menpora Dito berhasil mendorong sinergi antara pemerintah, swasta, dan komunitas lokal dalam membangun ekosistem olahraga yang inklusif,” kata Marciano Norman.  

Sementara Direktur Kajian dan Pelatihan InMind Institute Hardianto melihat setidaknya terdapat beberapa indikator kunci yang menjadi alasan utama tingginya tingkat keyakinan publik tersebut terhadap kinerja Kemenpora dibawah kepemimpinan Dito yakni :

Pertama, Kebijakan Olahraga yang Progresif. Dalam kepemimpinannya, Menpora Dito memperkenalkan sejumlah kebijakan strategis yang berhasil meningkatkan prestasi olahraga nasional. Program pengembangan atlet muda berbakat, misalnya, telah menghasilkan dampak nyata dengan meningkatnya jumlah atlet Indonesia yang berhasil meraih medali di berbagai ajang internasional, termasuk SEA Games dan Asian Games.

Kedua, Pemberdayaan Pemuda yang Inklusif. Dalam bidang pemberdayaan pemuda, Kemenpora berhasil meluncurkan berbagai program unggulan, seperti pelatihan kewirausahaan, beasiswa pendidikan, dan dukungan untuk komunitas kreatif. Pendekatan ini berhasil menciptakan peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi mereka sekaligus berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. 

"Salah satu inisiatif yang mendapat perhatian besar adalah peluncuran platform digital untuk pemuda, yang menyediakan informasi terkait peluang kerja, pelatihan, dan mentorship. Program ini membantu mengurangi angka pengangguran di kalangan pemuda, sekaligus meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja global," ujarnya. 

Ketiga, Dorongan Kuat Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Lembaga. Menurut Hardianto,  salah satu faktor yang paling dihargai publik adalah pendekatan transparansi dan akuntabilitas yang diterapkan oleh Menpora Dito dalam mengelola anggaran kementerian. 

"Sebagai contoh nyata, laporan terkait alokasi anggaran SEA Games 2023 dirilis secara publik, menunjukkan rincian penggunaan anggaran untuk pelatihan atlet, perjalanan, dan penyediaan fasilitas. Melalui laporan rutin yang terbuka dan mudah diakses ini, Kemenpora memastikan setiap pengeluaran anggaran tepat sasaran dan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat," katanya.  

"Selain itu, transparansi ini membuka ruang dialog yang konstruktif, seperti melalui forum daring di mana masyarakat dapat memberikan masukan langsung terhadap kebijakan yang sedang dijalankan, sehingga memungkinkan peningkatan program yang berkelanjutan sebagaimana harapan publik," tambahnya. (dok)

BAGIKAN :
PELAYANAN