Delegasi program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2025 melakukan Courtesy Call di Gedung Teater Wisma Kemenpora, Jalan Gerbang Pemuda Nomor 3, Senayan, Kamis (16/10) pagi. Courtesy Call ini merupakan bagian dari Pre-Departure Training (PDT) PPAN 2025 yang berlangsung selama sepekan pada 12-18 Oktober 2025.
Jakarta: Delegasi program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2025 melakukan Courtesy Call di Gedung Teater Wisma Kemenpora, Jalan Gerbang Pemuda Nomor 3, Senayan, Kamis (16/10) pagi. Courtesy Call ini merupakan bagian dari Pre-Departure Training (PDT) PPAN 2025 yang berlangsung selama sepekan pada 12-18 Oktober 2025.
Para peserta PPAN yang hadir dalam Courtesy Call ini meliputi 21 delegasi Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) dan 16 delegasi Ship for Southeast Asian-Japanese Youth Program (SSEAYP). Mereka sebelumnya telah melewati serangkaian seleksi dari tingkat daerah hingga nasional untuk kemudian mengikuti program PPAN masing-masing.
Kedatangan para delegasi AIYEP dan SSEAYP ini disambut Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat, Daerah dan Internasional Kemenpora RI Suyadi Pawiro mewakili Menpora Erick Thohir. Suyadi menyebut forum PPAN ini diharapkan bisa menjadi batu pijakan, bukan hanya untuk para pesertanya, melainkan juga untuk bangsa Indonesia secara luas.
“Tentu saja harapan kami di Kemenpora kepada teman-teman, ketika kembali ke Tanah Air bisa memberikan kontribusi kepada daerahnya masing-masing, berkontribusi besar dan nyata di lapangan,” jelas Staf Ahli Suyadi.
Menurut Suyadi, tidak sedikit alumni dari program-program PPAN ini yang kembali ke daerah dan membangun daerahnya masing-masing. Mereka berkontribusi di lapangan secara nyata yang hasilnya dapat dirasakan masyarakat.
“Pernah dengar We Save di Dompu? Yayasan yang dibangun alumni program PPAN dengan Malaysia (IMYEP) Agus Setiawan bersama alumni program PPAN Australia (AIYEP), Yani Aryanto. Mereka kemudian membangun Kampung Dompu, menjadi salah satu model kontribusi yang luar biasa,” bebernya.
Suyadi memaparkan, Menpora Erick Thohir sebelumnya sudah memberikan beberapa arahan terkait kepemudaan. Ke depan Kemenpora akan lebih fokus pada kepemudaan terutama bagaimana mendorong program kegiatan yang membangun karakter pemuda kita.
Lebih lanjut disampaikan, dalam rangka menuju Generasi Emas 2045, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi sesuatu yang sangat diperlukan. Pasalnya pembangunan SDM Indonesia yang lebih bagus menjadi poin utama bila ingin menjadi bangsa yang maju.
Karena itu Suyadi mengucapkan selamat mengikuti program kepada para delegasi AIYEP dan SSEAYP, untuk menjalin pertemanan dengan para pemuda dari negara-negara sahabat yang terlibat. Menurutnya, persahabatan lintas negara sangat penting dan bermanfaat baik bagi individu masing-masing dan juga bangsa Indonesia hingga ke tahun-tahun yang akan datang.
“Selamat menjalani program, nikmati banyak hal yang teman-teman bisa pelajari selama perjalanan,” sebut Suyadi.
Sementara itu Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Kepemudaan Global Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Esa Sukmawijaya menjelaskan, courtesy call ini merupakan audiensi menjelang keberangkatan dua delegasi PPAN setelah mengikuti pembekalan atau PDT. Delegasi AIYEP direncanakan berangkat pada Jumat (17/10) besok, sementara delegasi SSEAYP berangkat pada pertengahan Januari tahun depan.
“Mereka pamit kepada para pejabat Kemenpora, yang diwakili Pak Staf Ahli Suyadi Pawira. Jadi courtesy call ini dalam rangka mengantarkan mereka, memberikan semangat pada mereka, bahwa mereka adalah bagian dari Indonesia untuk berangkat ke negara sahabat,” terang Asdep Esa.
Dalam courtesy call ini, para delegasi menampilkan pertunjukkan budaya tari tradisional Indonesia. Delegasi AIYEP menampilkan Tari Saman dari Aceh sementara delegasi SSEAYP menyajikan Teatrikal Tari Biteya dari Gorontalo. Kedua penampilan ini dihadirkan sarat makna kebersamaan untuk mencapai satu tujuan sebagaimana yang akan dilakukan para delegasi dua program PPAN ini.
“Penampilan ini semacam pemanasan, karena di malam inagurasi mereka juga akan menampilkan hal yang sama. Selama kegiatan PPAN di Australia (AIYEP) dan SSEAYP, mereka akan menampilkan budaya kita pada sesi-sesi tertentu, menunjukkan sebagian kecil dari budaya yang kita angkat di forum-forum PPAN. Karena budaya itu adalah ciri khas Indonesia di pentas global,” urai Asdep Esa. (luk)