Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting menutup penampilan Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo dengan manis. Pemuda kelahiran 20 Oktober 1996 ini mampu merebut medali perunggu pada debutnya di pesta olahraga paling prestisius se-dunia.
Tokyo: Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting menutup penampilan Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo dengan manis. Pemuda kelahiran 20 Oktober 1996 ini mampu merebut medali perunggu pada debutnya di pesta olahraga paling prestisius se-dunia.
Anthony berkibar seusai menumbangkan Kevin Corfon (Guatemala) dengan skor 21-11, 21-13 pada Senin (2021) di Musashino Forest Sport Plaza. Dengan raihan ini, Indonesia mendapatkan satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu. Koleksi tersebut menempatkan Merah Putih di urutan 35 klasemen medali sementara pada 22.45 waktu setempat atau 20.45 WIB.
Anthony bersyukur bisa menjadi penyumbang medali bagi Indonesia. Total, bulu tangkis meraih dua medali. Selain perunggu Anthony, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengukir sejarah besar dengan merengkuh keping emas usai menumbangkan Chen Aingchen,/Jia Yifan (China) dengan skor 21-19, 21-15.
"Semalam sempat sulit tidur terus saya mecoba menenangkan diri dengan berdoa. Puji Tuhan, saya bisa tampil dengan baik,” kata Anthony usai pertandingan.
Medali perunggu Anthony memiliki arti spesial di sektor tunggal putra. Setelah 17 tahun, Anthony tampil sebagai tunggal putra pertama yang mampu mempersembahkan medali lagi untuk Merah Putih. Sejak Taufik Hidayat mendapat emas di Olimpiade 2004 Athena, belum ada lagi wakil dari tunggal putra yang bisa menjejak semifinal.
Anthony berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah mendukungnya dalam dua pekan ini. Memang sulit, tetapi pemain berusia 24 tahun itu bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan dengan baik. Anthony menganggap pencapaiannya ini juga akan menjadi tolok ukur menjelang event-event penting yang akan dimainkan Anthony ke depannya.
"Sejak awal persiapan juga berusaha fokus dan tenang, berusaha untuk meminimalisasi kesalahan," ujar Anthony yang mengaku mengidolakan Taufik.
Anthony mengaku cukup sedih karena belum berhasil final, tetapi ia merasa capaiannya di Olimpaide menjadi pembelajaran bagus bagi nya . Sebab, ia belajar bagaimana caranya mengatur pikiran mental, teknik, serta aspek-aspek lainnya.
"Yang pasti, ada banyak yang harus ditingkatkan. Setelah tak berhasil maju ke final, saya mencoba dan berusaha bangkit. Laga ini juga berarti untuk saya karena saya ini menjadi medali terakhir dari bulu tangkis yang diperebutkan Indonesia di Olimpiade Tokyo,” kata Anthony.
Lebih lanjut, Anthony mengatakan dukungan orang tua juga menjadi pelecut semangat. Sebab, keluarga telah memotivasi dirinya agar tak sedih dari kekalahan di semifinal, melainkan harus fokus pada laga yang tersisa. Mereka juga tak menyangka langkah di Tokyo bisa sampai merebut medali.
Disebutkan Anthony, inspirasinya terjun ke bulu tangkis lantaran ia melihat Olimpiade. Lalu, ia terbersit keinginan untuk bisa tampil di ajang olahraga paling bergengsi di dunia ini. Kini, mimpi itu terwujud. Ia tak hanya tampil, tetapi juga pulang ke Tanah Air membawa medali.
Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo Rosan P Roeslani mengaku gembira dengan capaian prestasi atlet-atlet Indonesia. “Hari ini luar biasa, perjuangan atlet-atlet Indonesia kian sempurna dengan tambahan satu medali emas dan satu medali perunggu dari cabang olahraga bulu tangkis,” kata Rosan.
Kontingen Indonesia akan kembali ke Tanah Air pada 4 Agustus. Rombongan akan dipimpin langsung oleh Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo Rosan P Roeslani.(nocindonesia/amr)