Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) turut berpartisipasi dalam D-8 (Developing-8) Youth Dialogue 2025 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan pada 6–8 Desember 2025. Forum internasional bertemakan 'Youth Shaping Future of The Global Urban Agenda Sustainable and Climate Resilient Cities of Tomorrow'.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) turut berpartisipasi dalam D-8 (Developing-8) Youth Dialogue 2025 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan pada 6–8 Desember 2025. Forum internasional bertemakan 'Youth Shaping Future of The Global Urban Agenda Sustainable and Climate Resilient Cities of Tomorrow'.(foto:dok/kemenpora.go.id)
Azerbaijan: Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) turut berpartisipasi dalam D-8 (Developing-8) Youth Dialogue 2025 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan pada 6–8 Desember 2025. Forum internasional bertemakan 'Youth Shaping Future of The Global Urban Agenda Sustainable and Climate Resilient Cities of Tomorrow'.
Forum ini juga mengesahkan D-8 Baku Youth Declaration 2025 yang menjadi komitmen kolektif pemuda-pemudi dari delapan negara anggota D-8 dalam mendorong pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, tangguh terhadap perubahan iklim, dan inklusif bagi semua kalangan, termasuk kalangan rentan.
Delapan negara anggota D-8, yaitu Azerbaijan, Mesir, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Nigeria, Iran, dan Turki. Kemenpora RI selaku wakil dari tanah air dipimpin oleh Cecep Sumarna. serta dua delegasi lainnya yakni Sunardi, alumni S2 Ilmu Perikanan, Universitas Gadjah Mada dan Izzati Rifqah, mahasiswa S1 Statistika, Universitas Indonesia.
Para delegasi dari berbagai negara menyampaikan apresiasi kepada H.E. Ilham Aliyev, Presiden Republik Azerbaijan, serta Pemerintah Azerbaijan melalui Kemenpora atas penyelenggaraan dan dukungan penuh terhadap forum ini. Para delegasi juga menyuarakan opini pada enam forum yang diadakan.
Cecep Sumarna menyampaikan, country report pada dialog bertema 'Case
Studies on Youth Involvement in Inclusive, Innovative, and Climate-Resilient Urban Policies and Solutions'. Sedangkan Sunardi dan Izzati berkesempatan memberikan pendapatnya pada dialog bertema 'Your Idea of new URBAN Agenda'.
Sunardi menyoroti peran strategis pemuda di tengah urbanisasi pesat di negara D-8, termasuk Indonesia yang penduduk urban dan pemudanya sangat besar. "Pemuda bukan hanya penerima manfaat, tetapi aktor utama dan pencipta solusi kota melalui inovasi digital, smart city, kewirausahaan, dan program iklim seperti restorasi mangrove serta youth climate innovation labs," ujarnya.
Indonesia juga mendorong kolaborasi antarnegara D-8 melalui best practice sharing, exchange program, dan innovation challenge. Sebagai Ketua D-8 2026–2027, Indonesia mengusulkan penyelenggaraan D-8 Youth Dialogue kedua di Bandung pada Oktober 2026 untuk memperkuat kerja sama dan peran pemuda dalam membangun kota yang inklusif, hijau, dan berkelanjutan.
Kemudian, Izzati menyampaikan bahwa minatnya pada bidang Statistika dan pengalamannya terlibat di komunitas Semai Ilmu memperlihatkannya bahwa data adalah alat kuat untuk menyelesaikan tantangan lingkungan dan kesehatan, serta menjadi kunci pembangunan smart city.
"Kota yang ideal sebagai struktur dengan alam sebagai dasar, manusia dan infrastruktur sebagai pilar, serta budaya sebagai atap yang menjaga nilai kebersamaan, seperti gotong royong di Indonesia. Contohnya pengelolaan mangrove, sensor banjir IoT di Jakarta, serta kebijakan berbasis data sebagai bukti bagaimana teknologi dapat menghasilkan kota yang tangguh dan inklusif," papar Izzati.
Menurutnya, pemuda, dengan visi dan literasi data, mampu merancang kota masa depan yang hijau, adil, dan berkelanjutan. Pada 7 Desember 2025, adopsi deklarasi diberlakukan di Baku, Azerbaijan. Deklarasi disusun dengan merujuk pada COP29 Baku Guiding Principles dan MAP Declaration.
Deklarasi ini menyerukan dukungan pemerintah dan mitra global agar menyediakan ruang kepemimpinan dan sumber daya bagi pemuda, serta memastikan aspirasi generasi muda terlibat dalam World Urban Forum ke-13 (WUF13) 2026 di Baku. Deklarasi ini juga menjadi komitmen yang memastikan arah pembangunan kota yang inklusif, adaptif dan berketahanan iklim. (dok)
Komitmen utama adopsi deklarasi diberlakukan di Baku, Azerbaijan:
1. Pembangunan Manusia dan Akses Kesempatan Pemuda.
Memperluas akses pendidikan, pelatihan keterampilan, lapangan kerja hijau, kesehatan fisik dan mental, serta menghadirkan program literasi digital dan kewirausahaan. Pemuda didorong untuk berperan aktif melalui dewan penasihat pemuda di tingkat nasional dan D-8.
2. Pengembangan Kota Berkelanjutan & Tahan Iklim
Mendorong partisipasi pemuda dalam perencanaan kota, penyediaan layanan publik, transportasi ramah lingkungan, ruang hijau, dan hunian terjangkau. Teknologi digital, AI, energi terbarukan, serta inovasi lingkungan menjadi fokus untuk percepatan mobilitas berkelanjutan dan sistem kota cerdas.
3. Inklusi Sosial, Mobilitas Pemuda dan Pertukaran Budaya
Memperkuat program pertukaran pemuda lintas negara, menjamin kesetaraan gender dan keterlibatan kelompok rentan, serta mendukung pelestarian budaya melalui inisiatif sosial berbasis komunitas.
4. Kemitraan dan Implementasi Berkelanjutan
Mempercepat aktivasi D-8 Youth Council, mendorong kolaborasi dengan pusat unggulan D-8 (Energi & Iklim, Media, Transportasi), memperkuat monitoring program pemuda, serta meningkatkan kerja sama antar pemerintah, lembaga internasional, swasta, dan masyarakat sipil. D-8 juga mendukung inisiatif pembentukan D-8 Youth Capital sebagai platform inovasi regional.