Peduli Anak-Anak Marginal, Komunitas ASN Mengajar Dukung Pemerintah dalam Pemerataan Pendidikan

Aparatur Sipil Negara (ASN) bukan hanya bisa bekerja pada instansinya masing-masing. Melainkan juga bisa memberikan kontribusi lebih pada nusa dan bangsa, salah satunya dalam bidang pendidikan.

Peduli Anak-Anak Marginal, Komunitas ASN Mengajar Dukung Pemerintah dalam Pemerataan Pendidikan Ketua Komunitas ASN Mengajar, Yudhi Hari Wibowo (kanan) dan pegawai Kemenpora Chiyasa Nur Fitriani (kiri) yang aktif dalam Komunitas ASN Mengajar(foto:bagus/kemenpora.go.id)

Jakarta: Aparatur Sipil Negara (ASN) bukan hanya bisa bekerja pada instansinya masing-masing. Melainkan juga bisa memberikan kontribusi lebih pada nusa dan bangsa, salah satunya dalam bidang pendidikan.

Hal inilah yang melatarbelakangi lahirnya komunitas gerakan ASN Mengajar. Didirikan bertepatan HUT ke-77 RI, 17 Agustus 2022 silam, ASN Mengajar secara aktif terlibat dalam ikut memberikan pemerataan pendidikan bagi warga negara Indonesia sesuai amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

“ASN mengajar adalah kumpulan para ASN, yang memiliki satu misi menjadi katalis atau ingin mempercepat suatu reaksi, sesuai dengan pasal 31 ayat 1 UUD 1945, bahwa semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan,” terang Yudhi Hari Wibowo, Ketua Komunitas ASN Mengajar saat ditemui di ASN Fest 2024 di Antara Heritage Center, Sabtu (5/8).

Melalui komunitas ini, Yudhi bersama para relawan ASN lainnya menyisihkan waktunya di akhir pekan, Sabtu dan Minggu, untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak hingga remaja yang kesulitan mengecap pendidikan formal maupun nonformal. Khususnya anak-anak dari masyarakat marginal yang terpinggirkan.

“Kami melakukan pengajaran setiap akhir pekan. Kami fokus kepada anak-anak marginal contohnya di lapak pemulung, anak bantaran sungai, dan anak pelabuhan,” sebut ASN di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ini.

Dikisahkan, kegiatan relawan pendidikan di masyarakat marginal sudah dilakoni Yudhi sejak 2017, ketika masih menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Akuntasi Negara (STAN). Ketika dirinya lulus dan menjadi PNS, kepedulian dalam mengajar anak-anak dilanjutkan bersama rekan-rekannya melalui komunitas ASN Mengajar.

Melalui ASN Mengajar, para ASN yang menjadi relawan secara rutin memberikan ragam pengajaran untuk anak-anak usia sekolah, dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Komunitas ini bahkan memiliki kurikulum tersendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak dan para remaja, khususnya demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

“Kami fokus pada tiga jenis pengajaran, yang pertama adalah pendidikan formal. Kami menggalang dana untuk membantu adik-adik kita dalam pendidikan formal,” jelasYudhi.

“Di sisi lain, kami juga memiliki pendidikan nonformal seperti bisnis kreatif, menari, musik, fotografi dan lain sebagainya,” imbuh pemuda 26 tahun ini.

Dipaparkan, proses pengajaran ASN Mengajar memiliki kurikulum yang terbagi pendidikan kelas 1 hingga kelas 3 SD, kelas 4 sampai kelas 6 SD, serta pendidikan remaja di tingkat SMP dan SMA. Materi yang diajarkan pun menyesuaikan kebutuhan masing-masing.

“Contohnya di jenjang remaja itu ada kelas bisnis kreatif, ada juga kelas public speaking. Jadi untuk kelas remaja itu kami lebih fokus untuk mengajari mereka bagaimana kehidupan mereka agar mereka bisa menata kehidupan lebih baik ke depan. Pengajarannya lebih advance, lebih banyak diskusi,” terang Yudhi.

Dia menerangkan, sejak berdiri dua tahun silam, pergerakan ASN Mengajar telah tersebar di lima daerah. Meliputi Tangerang Selatan, Aceh, Yogyakarta, Semarang, hingga Samarinda. Total mereka yang terlibat dalam kegiatan ASN Mengajar sudah mencapai 200 orang lebih, terdiri para pengurus dan para relawan.

“Fokus kami di sini adalah ketika hari Senin sampai Jumat kami bekerja sebagai ASN, di hari Sabtu dan Minggu kami bisa menjadi guru bagi mereka, memberikan pengajaran,” ujar Yudhi. 

Dalam hal ini ASN Mengajar membuka perekrutan terbuka bagi siapa saja ASN yang ingin ikut berkontribusi memberikan pengajaran. Tidak terbatas pada lima daerah tersebut, melainkan juga membuka kesempatan daerah lain yang belum tersentuh ASN Mengajar.

“Rekan-rekan ASN nanti bisa langsung follow media sosial kami di Instagram ASN mengajar. DM saja, nanti akan kami masukkan ke grup relawan. Di grup relawan ini setiap minggu akan kami berikan informasi ke teman-teman kalau kami ada pengajaran, buat teman-teman yang mau ikut bisa mendaftarkan diri,” sebut Yudhi.

Menurut Yudhi, masyarakat menanggapi baik keberadaan ASN Mengajar. Komunitas ini pun dianggap turut memberikan citra positif ASN di mata masyarakat lantaran rela terjun ke lapangan ikut berkontribusi dalam pendidikan anak-anak.

“Ternyata masih banyak ASN yang keluar dari zona nyamannya, walaupun itu hari liburnya, mereka mau ke tempat masyarakat marginal dan memberikan pengajaran,” kata dia.

“Para orang tua juga sangat mendukung, mereka menyuruh anak-anaknya untuk datang ke kelas kami,” sambung Yudhi. 

Meski usianya masih muda, namun aktivitas ASN Mengajar telah dilirik Pemerintah. Beberapa kementerian dan lembaga pemerintah ikut memberikan bantuan untuk mendukung apa yang dilakukan para ASN ini.

“Misalnya dari Kemendikbudristek pernah memberikan buku-buku, lalu dari LAN pernah membuatkan perpustakan mini. Kemudian pada 17 kami akan terlibat dalam kegiatan Literasi Siber oleh BSSN,” tutur Yudhi.

Ke depan Yudhi berharap gerakan ASN Mengajar ini bisa lebih berkembang ke berbagai daerah di Indonesia membantu Pemerintah dalam pemerataan pendidikan. Apalagi dengan potensi 4 juta ASN Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, di mana 70 persennya berpendidikan S1.

“Kami harapkan para teman-teman ASN bisa menjadi pembeda dan memberikan kontribusi untuk memajukan pemerataan pendidikan di daerahnya masing-masing,” tegas Yudhi.

PEGAWAI KEMENPORA AMBIL BAGIAN

Dua pegawai Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI diketahui turut terlibat dalam aktivitas ASN Mengajar. Salah satunya adalah Chiyasa Nur Fitriani, ASN pengelola keuangan di Sekretaris Deputi (Sesdep) Pembudayaan Olahraga.

“Saya mengajar setiap Minggu pagi pukul 08.00 Wita sampai zuhur. Pengajarannya itu dibagi-bagi, saya pernah mengajar di bagian fun learning untuk kelas 1 sampai kelas 3 SD,” cerita Aya, sapaan karibnya.

Perempuan 23 tahun ini mengaku senang bisa terlibat dalam aktivitas ASN Mengajar. Apalagi kegiatan pengajaran yang dilakukan telah ikut berkontribusi meningkatkan taraf hidup para anak didiknya.

“Pengajaran di jenjang SMP-SMA itu lebih ke pencarian bakat, seperti fotografi dan bisnis. Dari kelas ini mereka bisa menghasilkan produk seperti gelang dan kanvas yang bernilai ekonomi,” ungkap Aya yang mengajar di lapak pemulung.

“Beberapa dari mereka ada yang putus sekolah, kemudian setelah mendapatkan pengajaran dari kami, mereka bisa menghasilkan uang untuk membayar sekolahnya,” tambahnya.

Aya yang telah aktif di ASN Mengejar sejak pertama kali didirikan ini pun bersyukur karena saat ini tidak ada anak didiknya yang putus sekolah. Malahan ada di antara mereka yang kini sudah mengenyam pendidikan di bangku kuliah. 

Hal tersebut membuatnya merasa bahagia karena makin banyak anak-anak Indonesia yang bisa merasakan pendidikan tinggi. Karenanya Aya mengaku ingin lebih mengembangkan ASN Mengajar, salah satunya dengan mengajak rekan-rekannya di Kemenpora untuk ikut bergabung.

“Karena banyak juga yang tinggal di daerah Tangerang, Tangerang selatan, di luar Jakarta. Kalau bisa teman-teman semua yang ada di daerah-daerah lain juga ikut bergabung,” harap Ketua Tim Ad Hoc ASN Mengajar ini. (luk)

BAGIKAN :
PELAYANAN