Special Olympics Indonesia (SOIna) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas), 8-9 Maret 2024 di Hotel Slipi, Jakarta. Tema yang dipilih kali ini adalah “Perkuat Organisasi, Tingkatkan Kepedulian terhadap Disabilitas Intelektual”.
Jakarta: Special Olympics Indonesia (SOIna) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas), 8-9 Maret 2024 di Hotel Slipi, Jakarta. Tema yang dipilih kali ini adalah “Perkuat Organisasi, Tingkatkan Kepedulian terhadap Disabilitas Intelektual”.
Salah satu bahan pembahasan penting yang diikuti peserta dari 24 provinsi tersebut adalah upaya untuk membentuk apa yang disebut Klub SOIna yang merupakan sebuah wadah untuk mengimplementasikan latihan sepanjang tahun dalam cabang-cabang olahraga dan program inisiatif (initiative program). Secara terstruktur dan terprogram anak-anak bertalenta khusus atau difabel intelektual akan berinteraksi dengan pihak-pihak lain secara intensif.
“Kami akan membentuk sekitar 200 Soina Klub di seluruh Indonesia,”ujar Ketua Umum PP SOina Warsito Ellwein, Jumat, (8/3).
Adapun cabang olahraga tersebut mestilah mudah diselenggarakan dan mudah dikerjakan seperti atletik, senam, sepakbola, bulutangkis juga tenis meja. Adapun inisiative program antara lain latihan kepemimpinan, pelajaran tata cara hidup sehat yang berlangsung sepanjang tahun yang di Sekolah Luar Biasa.
SOina bekerjasama dengan Ikatan Guru Pendidikan khusus Indonesia (IGPKHI) dan produsen alat olahraga merek EAGLE. Klub-klub itu akan diorganisir oleh pengurus SOina, guru, orangtua dan pihak swasta. Di sini atlit yang ikut serta bukan hanya siswa yang masih aktif belajar namun juga alumni sekolah luar biasa.
Kelak setelah berkembang Klub SOina akan menghadirkan orang-orang non difabel intelektual sebagai partner. Namun dalam jangka pendek diutamakan anak bertalenta khusus dahulu. Klub menjadi penting agar melibatkan banyak pihak sehingga monitoring terhadap anak bertalenta khusus atau difabel intelektual lebih mudah dan proses sensus untuk mendapatkan data lebih lancar.
Pendataan diusahakan lebih akurat sehingga mudah diketahui keberadaannya. Klub-klub Soina sendiri akan dibantu oleh pengurus Soina dengan syarat tertentu seperti jumlah anggota minimal. Di tingkat provinsi ditentukan seorang koordinator dan di tingkat pusat seorang manajer klub ditunjuk untuk menangani secara secara keseluruhan.
“Tujuannya adalah meningkat dua aspek yakni accesibilitas dan akseptabilitas anak-anak bertalenta khusus di masyarakat,” tambah Warsito.
Dengan demikian kegiatan dan program yang dilaksanakan akan berjalan dengan visi dan misi organisasi. Saat ini aktifitas klub SOina sudah berjalan di sejumlah daerah seperti di Jakarta dan wilayah Jawa Barat. Anak-anak bertalenta khusus tersebar di seluruh Indonesia hak-hak mereka harus dipenuhi maka kepedulian masyarakat mesti terus meningkat. (dok)