Dirut IBL Terbantu atas Perjanjian Kerja Sama Program SMASH dan WiraMuda Academy Kemenpora untuk Industri Basket Indonesia

Direktur Utama Indonesia Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah mengaku merasa terbantu dengan adanya penandatangan perjanjian kerja sama Kemenpora dan Kemendikbudristek bersama para mitra untuk program Sport Management School (SMASH) dan WiraMuda Academy untuk kemajuan industri basket di Indonesia.

Dirut IBL Terbantu atas Perjanjian Kerja Sama Program SMASH dan WiraMuda Academy Kemenpora untuk Industri Basket Indonesia Direktur Utama Indonesia Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah mengaku merasa terbantu dengan adanya penandatangan perjanjian kerja sama Kemenpora dan Kemendikbudristek bersama para mitra untuk program Sport Management School (SMASH) dan WiraMuda Academy untuk kemajuan industri basket di Indonesia.(foto:yayan/kemenpora.go.id)

Jakarta: Direktur Utama Indonesia Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah mengaku merasa terbantu dengan adanya penandatangan perjanjian kerja sama Kemenpora dan Kemendikbudristek bersama para mitra untuk program Sport Management School (SMASH) dan WiraMuda Academy untuk kemajuan industri basket di Indonesia.

"Jadi, kami sebagai pelaku di industri di sektor swasta ini sangat terbantu sekali dengan program Kemenpora ini. Karena bicara olahraga dan industri ini ada dua khususnya untuk sumber daya, yakni atlet dan pengelolanya," kata Junas saat jumpa pers di Puri Ratna Ballroom, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (12/12).

Dengan adanya kerjasama ini lanjutnya, dirinya merasa terbantu karena akan ada banyak tenaga-tenaga baru khususnya yang tertarik untuk memajukan industri olahraga basket  meskipun statusnya masih magang.

"Jadi dalam kerjasama ini kami sangat terbantu sekali karena akan di suplay tenaga-tenaga muda meskipun mereka magang tapi kita yakin energinya ada dan mudah-mudahan dapat transfer knowledge karena industri olahraga di Indonesia masih relatif baru," urainya.

"Kita memastikan olahraga itu menuju industri yang lebih baik perlu juga bersaing dengan sumber daya. Untuk itu kita harus memastikan talenta kita juga bersaing dan memiliki talenta-talenta muda yang spesifik terhadap industri olahraga. Sehingga kedepan bahwa industri olahraga ini menjadi salah satu industri yang bisa bersaing dengan sektor lainnya," imbuhnya.

Terkait kriteria mahasiswa magang di IBL Indonesia, Junas menegaskan, agar mereka yang benar-benar ada passion di dunia olahraga khususnya basket.

"Tentunya ya passionnya di olahraga khususnya basket itu. Kemudian, di sektor ini tidak lepas dari bisnis juga ya, jadi dia harus juga memahami bisnis, sumber daya, komersial, marketing, social media. Intinya semua tenaga diperlukan," paparnya.

"Saya yakin dengan adanya kesempatan bekerjasama ini bisa lebih membuka mata lagi ke generasi muda bahwa olahraga itu tidak hanya kompetisi tapi ada manajemen pengelolaan, peluang kerja dan bersaing untuk menjadi salah satu industri yang baik," imbuhnya lagi.

Perwakilan dari DBL Indonesia menyampaikan meskipun berstatus magang tapi sangat dimungkinkan usai magang para lulusan perguruan tinggi itu langsung bekerja. "Sangat mungkin mereka langsung bekerja dan semoga ini bisa terus dilanjutkan di program yang berkelanjutan," katanya.

Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Prof. Nizam menyampaikan, bahwa Kemendikbudristek telah hampir bekerjasama dan berkolaborasi dengan semua kementerian untuk memastikan mempersiapkan talenta-talenta muda. 

"Hampir dengan semua kementerian kami bekerjasama, karena kebutuhan talenta itu sangat multisektor. Prinsipnya perguruan tinggi ini tidak jalan sendiri tapi bersama-sama dengan seluruh mitra, seluruh sektor dan seluruh kementerian. Hingga saat ini sudah ada 2.000 peserta yang mendaftar untuk program kolaborasi Kemenpora dan Kemendikbudristek ini," jelasnya. (ben)
 

BAGIKAN :
PELAYANAN