Cetak Rekor Mendaki Gunung, Komika Disabilitas Anggi Wahyuda Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang

Keajaiban hanya untuk mereka yang tidak menyerah. Itulah yang diyakini benar oleh Anggi Wahyuda, komika penyandang disabilitas asal Binjai, Sumatera Utara.

Cetak Rekor Mendaki Gunung, Komika Disabilitas Anggi Wahyuda Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang Keajaiban hanya untuk mereka yang tidak menyerah. Itulah yang diyakini benar oleh Anggi Wahyuda, komika penyandang disabilitas asal Binjai, Sumatera Utara. (foto:bagus/kemenpora.go.id)

Jakarta: Keajaiban hanya untuk mereka yang tidak menyerah. Itulah yang diyakini benar oleh Anggi Wahyuda, komika penyandang disabilitas asal Binjai, Sumatera Utara. 

Terbukti dengan tekad yang kuat, pemuda 24 tahun itu sukses mencatatkan sejumlah rekor mendaki gunung di Tanah Air. Padahal, Anggi adalah penyandang disabilitas yang mesti berjalan menggunakan alat bantu tongkat, setelah kaki kanannya diamputasi akibat kecelakaan pada 2015.

“Sebulan yang lalu saya baru memecahkan rekor dunia menjadi disabilitas pertama yang mendaki Gunung Leuser, gunung dengan trek terpanjang di Indonesia,” kisah Anggi saat mengisi acara Pengukuhan Forum GenRe Indonesia periode 2024-2026 di Ballroom Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kamis (23/1) siang.

Anggi bercerita, keinginannya untuk memecahkan rekor sebagai penyandang disabilitas pertama yang mendaki gunung itu untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang. Penyandang disabilitas pun juga bisa mendaki hingga ke puncak gunung layaknya manusia normal.

“Selama 12 hari saya di hutan untuk membuktikan itu. Rekor terkeren saya itu adalah dua bulan berhasil mendaki 15 gunung,” jelasnya. 

Menurut Anggi, mendaki gunung memiliki banyak rintangan, apalagi bagi dirinya yang merupakan penyandang disabilitas. Dalam pendakian di Gunung Leuser misalnya, pelawak tunggal ini mengaku menghadapi rintangan-rintangan mulai dari jurang, turunan, panjatan, hingga ancaman harimau. 

Namun semua itu mampu dilewatinya untuk mencatatkan rekor sebagai penyandang disabilitas pertama yang mendaki gunung di Provinsi Aceh itu. Meski demikian, nyatanya banyak juga yang tidak percaya dengan pencapaiannya dalam mendaki gunung, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Contohnya saat dia mengunggah fotonya saat berada di puncak Gunung Kerinci, gunung tertinggi kedua di Indonesia. Bukannya respek yang didapat, Anggi malah dianggap memanipulasi foto tersebut.

“Waktu saya unggah fotonya, ada yang komentar ‘Anggi, itu editan ya?’. Kalau foto itu editan, ngapain saya mengedit latar belakangnya gunung, lebih baik saya mengedit kaki saya ada dua,” cerita Anggi sambil berkelakar.

Dirinya mengaku bersyukur berhasil memecahkan rekor tersebut. Pencapaian itu membuatnya makin bersemangat untuk mendaki gunung-gunung lain di Indonesia bahkan di luar negeri, salah satunya Gunung Everest yang merupakan puncak tertinggi di dunia.

“Insyaaallah bulan empat saya akan ke Everest, menjadi disabilitas pertama yang mendaki ke sana. Karena saya ingin membuktikan bahwa batas kemampuan manusia itu bukan pada fisiknya, tetapi pada kemauannya,” terang Anggi. 

“Karena selemah apapun kita, kalau kita memiliki kemauan, insyaallah berhasil,” tambah konten kreator yang juga aktif dalam pelayanan kepemudaan di Kemenpora RI ini. (luk)

BAGIKAN :
PELAYANAN