Menpora Dito Dukung Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menegaskan dukungan untuk pengembangan olahraga pencak silat di Uzbekistan. Hal ini disampaikan Menpora saat menerima audiensi Duta Besar (Dubes) RI untuk Uzbekistan, Sunaryo Kartadinata, Jumat (8/12) siang di Graha Kemenpora, Senayan.

Menpora Dito Dukung Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menegaskan dukungan untuk pengembangan olahraga pencak silat di Uzbekistan. Hal ini disampaikan Menpora saat menerima audiensi Duta Besar (Dubes) RI untuk Uzbekistan, Sunaryo Kartadinata, Jumat (8/12) siang di Graha Kemenpora, Senayan.(foto:yayan/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menegaskan dukungan untuk pengembangan olahraga pencak silat di Uzbekistan. Hal ini disampaikan Menpora saat menerima audiensi Duta Besar (Dubes) RI untuk Uzbekistan, Sunaryo Kartadinata, Jumat (8/12) siang di Graha Kemenpora, Senayan.

Kedatangan Dubes RI didampingi Pejabat Fungsi Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tashkent Rofita guna mengabarkan perihal perkembangan olahraga di Uzbekistan, khususnya pencak silat yang berasal dari Indonesia. Menurut Sunaryo, pencak silat mengalami perkembangan pesat, bukan hanya di Uzbekistan, melainkan juga di negara-negara Asia Tengah lainnya.

“Di Asia Tengah tercatat sudah ada 15 ribu orang anggota pencak silat, dengan 200 orang pelatih. Pelatihnya bukan lagi hanya dari Indonesia, melainkan juga sudah ada pelatih dari negaranya sendiri,” beber Sunaryo yang juga menjabat dubes untuk Kirgistan.

Perkembangan inilah yang menurut Dubes Sunaryo perlu dimaksimalkan lagi. Hal tersebut yang menjadi salah satu tujuan pertemuan dengan Menpora Dito. Diharapkan bisa terjalin kerja sama, salah satunya melalui penandatanganan perjanjian kerja sama atau MoU antara KBRI Tashkent dengan Kemenpora.

“Dengan adanya payung hukum, kita bisa dengan mudah menjalin kerja sama, salah satunya untuk pengiriman pelatih. Kerja sama ini bisa dibicarakan lagi dalam pertemuan antara pemimpin Indonesia dengan Uzbekistan,” sebut Sunaryo.

Lebih lanjut Dubes RI memaparkan perihal keikutsertaan Indonesia dalam beragam ajang olahraga di Uzbekistan selain pencak silat. Seperti dayung, sepak bola, dan gulat. Terlepas dari hasilnya, keikutsertaan Indonesia turut berkontribusi dalam perkembangan atlet-atlet Indonesia.

“Hubungan kerja sama dan partisipasi Indonesia dalam event olahraga di Uzbekistan sangat baik. Indonesia sudah sangat sering berpartisipasi dalam tiga-empat tahun ini,” ujar Dubes Sunaryo.

Menurut Sunaryo, Uzbekistan dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai sektor termasuk olahraga. Keberhasilan Uzbekistan finis di peringkat kelima Asian Games 2022 Hangzhou misalnya, menjadi sebuah berita besar di negara tersebut.

“Perkembangan olahraga menjadi perhatian Uzbekistan. Tahun 2025 Uzbekistan akan menjadi tuan rumah Youth Asian Youth Para Games. Saat ini Uzbekistan juga sedang membangun kota Olimpiade,” urai Dubes Sunaryo seraya menyebut pihaknya bakal bertemu Sekjen Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI).

Mendengar pemaparan Dubes Sunaryo, Menpora Dito menyambut baik ajakan kerja sama dari KBRI Tashkent. Apalagi pekan sebelumnya Menpora menerima kunjungan PB IPSI terkait rencana mempertandingkan pencak silat di Olimpiade 2036.

“Tentu bagus mengetahui potensi besar pencak silat di Uzbekistan. Nanti pencak silat di Uzbekistan juga akan kami jadikan prioritas,” tutur Menpora Dito.

Menurut Menpora, Pemerintah tentu mengharapkan adanya peningkatan olahraga, termasuk pencak silat yang merupakan bela diri asli Tanah Air. Dalam pengembangan olahraga ini di jagat internasional, tentunya membutuhkan serangkaian upaya dan diplomasi yang perlu dilakukan.

Sementara itu Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Surono yang mendampingi Menpora Dito menyarankan agar olahraga pencak silat bisa masuk sebagai pembelajaran di sekolah-sekolah Uzbekistan. Termasuk pembentukan federasi internasional bila diperlukan.

“Hal ini tentu sangat strategis karena presiden federasi pencak silat dunia berikut sekjennya ada di Indonesia. Kalau memang di Uzbekistan dan Kirgistan potensi untuk perkembangan pencak silat, tentu kita bisa salah satunya melakukan program kepelatihan,” sebut Deputi Surono. (luk)

BAGIKAN :
PELAYANAN