Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali berharap Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB Forki) memberikan sumbangsih pemikirannya dalam rangka pembuatan grand design olahraga nasional yang sedang disiapkan Kemenpora RI. Penerapan sport science dalam pembinaan olahraga karate di Indonesia juga dianggap penting.
Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali berharap Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB Forki) memberikan sumbangsih pemikirannya dalam rangka pembuatan grand design olahraga nasional yang sedang disiapkan Kemenpora RI. Penerapan sport science dalam pembinaan olahraga karate di Indonesia juga dianggap penting.
"Saya harap Forki memberikan pemikirannya dalam pembuatan grand design olahraga nasional yang saat ini sedang uji publik bersama KONI Pusat, NOC, stakeholder olahraga dan para akademisi," kata Menpora RI saat pelantikan pengurus PB Forki masa bhakti 2019-2023 secara daring dari Situation Room Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (18/11) siang.
"Salah satu hal penting dalam pembinaan olahraga nasional adalah pendampingan sport science. Implementasi di lapangan masih sangat sedikit. Saya harap Forki sudah memaksimal sport science untuk pembinaan prestasi dan tata kelola organisasi semakin ditingkatkan, meski tata kelola organisasi di PB Forki termasuk terbaik diantara pengelolaan cabang-cabang olahraga," katanya.
Pemerintah berharap, kedepan cabor karate akan semakin meningkatkan prestasinya, meski di tengah pandemi PB Forki akan mulai melaksanakan pelatnas di Bali guna menjaga performanya. "Kemenpora mendukung rencana pelatnas Forki dan akan memberikan dukungan sesuai aturan dan kemampuan yang dimiliki Kemenpora," ujar Menpora RI.
Ia mengingatkan, kedepan tantangan semakin besar, negara pesaing semakin banyak. Di Asean saja dulu Indonesia terdepan tapi dalam beberapa tahun terakhir negara yang dibelakang saat ini sudah menyamai bahkan sudah di depan. Hal itu bukan tanpa dasar, buktinya saat SEA Games Filipina 2019 lalu Indonesia masih harus kerja keras mengejar ketertinggalan, belum lagi di Asia apalagi ditingkat olimpiade.
Indonesia saat ini sedang menyiapkan diri mengikuti bidding tuan rumah Olimpiade 2032. Jika menjadi tuan rumah olimpiade, tentu tidak hanya berkeinginan menjadi penyelenggara yang baik, tapi juga ingin menunjukkan pretasi yang baik pula. "Semoga cabor karate menjadi salah satu yang diandalkan untuk membanggakan negara di even olimpiade nanti," harapnya.
"Atas nama pemerintah dan pribadi kami ucapkan selamat kepada Ketum PB Forki beserta jajarannya, semoga sukses mengemban amanah dan Kemenpora terbuka untuk bisa bersinergi, bekerjasama dan membangun prestasi membanggakan untuk negeri," tutur Menpora RI.
Sebelumnya, Ketua Umum PB Forki Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bertekad akan melaksanakan tugas yang diemban dengan semangat tinggi. Situasi pandemi Covid-19 menjadi momentum refleksi dan evaluasi pembinaan karate. "Ditundanya even nasional dan internasional memberi waktu bekerja lebih keras untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan memformulasikan bentuk pembinaan atlet di tengah pandemi," ujarnya.
Dalam waktu dekat PB Forki akan melaksanakan pelatnas di Bali. Program ini akan disesuai dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Dinamika ini menuntut PB Forki mengoptimalkan metode pembinaan olahraga modern secara cermat tidak hanya sport science dan sport managemen agar tujuan pelatnas dapat mencapai target.
"Upaya bersama dan sinergi seluruh pengurus, atlet, pelatih dan pendukung lain akan mampu menghadapi tantangan meraih prestasi. Kita juga akan konsen di even tahun 2021 yang akan datang, baik PON 2021 maupun skala internasional AKF dan WKF Championship, kualifikasi pra Olimpiade Paris, SEA Games Vietnam dan Asian Games 2022," urainya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman berharap prestasi karate Indonesia semakin maju melalui pola pembinaan sport science. "Saya harap perjalanan menuju Olimpiade 2032, prestasi karate semakin maju. Lolos pra kualifikasi Olimpiade Tokyo, kemudian pertandingan single dan multieven yang akan diikuti dengan pola pembinaan harus menjadi prioritas," tuturnya.(ben)