Nasib Politeknik Olahraga Indonesia (POI) akhirnya menemukan titik terang. Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memfasilitasi penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenpora RI dan Unsri terkait Integrasi POI ke Universitas Sriwijaya (Unsri) di Gedung Fakultas Hukum Unsri, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (3/11) siang.
Palembang: Nasib Politeknik Olahraga Indonesia (POI) akhirnya menemukan titik terang. Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memfasilitasi penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenpora RI dan Unsri terkait Integrasi POI ke Universitas Sriwijaya (Unsri) di Gedung Fakultas Hukum Unsri, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (3/11) siang.
Sesmenpora merasa lega, karena penantian panjang para mahasiswa POI ini akhirnya mendapat jawaban pasti. "Kami atas nama Kemenpora RI mengucapkan terima kasih kepada Pak Rektor Unsri dan seluruh jajarannya yang telah menyelamatkan POI ini.Kepada adik-adik mahasiswa POI kami ucapkan selamat untuk kembali ke kampus. Selama ini kami memang melalui proses yang panjang, proses itu harus dilalui jangan sampai justru menimbulkan masalah dikemudian hari," ujar Sesmenpora sambil meneteskan air mata.
Menurutnya, keputusan ini tidak akan terlaksana jika tidak ada kebijakan dari Bapak Menpora RI Zainudin Amali yang konsen terhadap masalah POI ini. "Beliau mengatakan, Pak Ses selesaikan ini jangan sampai menjadi persoalan yang mencuat di media sosial yang merepotkan semua. Alhamdulillah ini bisa diselesaikan," tuturnya.
Terkait dukungan anggaran, Kemenpora RI tak ingin lepas tanggungjawab meski tidak boleh menjadi penanggungjawab POI, Kemenpora akan tetap mendukung beberapa anggaran yang dibutuhkan. "Saat era transisi ini kami tetap bertanggungjawab, anggarannya untuk tahun anggaran ini sekitar Rp 3 miliar lebih dan hingga tujuh semester selanjutnya kami tetap bertanggungjawab," urainya.
"Yang jelas terkait anggaran, kami tidak ingin membebani pihak Unsri bisa jadi juga 50:50 dari Kementerian Dikbud," tambah Sesmenpora. Ia berharap para mahasiswa POI nantinya disetting menjadi para ahli dibidangnya seperti para pengajar, instruktur, pelatih dibidang olahraga dengan framing aspek keilmuan dengan sport science dan sport industry.
Rektor Unsri Prof Annis Saggaff menyampaikan rencana Kemenpora mengadakan POI adalah rencana bagus, tetapi karena peraturan UU No.12/2012 yang mengatakan seluruh pendidikan dibawah Kemendikbud dan Kemenristek maka POI harus dikembalikan ke perguruan tinggi terdekat. "Rencana Kemenpora RI ini bagus tetapi karena UU maka harus dikembalikan ke perguruan tinggi terdekat, ke mana aja bisa sebenarnya tapi Kemenpora lebih condong ke Unsri karena mereka sudah lama di Palembang," tuturnya.
"Jadi tempatnya tetap di Jakabaring, dosen kita yang kesana, dan sudah dipaketkan 6-7 semester selesai dengan gelar S1, karena ada beberapa mata kuliah di akuisisi sehingga 3 tahun selesai. Anggaran dari Unsri ada, Dirjen Dikti juga ada. Penginapan, makan, dosen, fasilitas Jakabaring dan sebagainya dari Kemenpora. Jadi saya tak mau juga di lepas," katanya menambahkan.
Salah satu mahasiswa POI Annisa Reswaya dari prodi kepelatihan olahraga mengaku senang dan bersyukur atas integrasi POI ke Unsri ini. "Integrasi ini bagus ya karena Unsri sendiri akreditasinya sudah bagus daripada kita berdiri sendiri. Kami minta maaf juga kalau terlalu menuntut Kemenpora. Semoga nanti olahraga kita bisa mengarah kuat ke sport industri ya. Terima kasih banyak kepada Kemenpora yang sudah memperjuangkan masa depan kita eks POI ini," tuturnya.(ben)