Prosesi Penyulutan Api Peparnas XVII Solo 2024: Sebuah Momen Mengharukan dan Penuh Inspirasi

Prosesi penyulutan api Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu (6/10) malam, berlangsung penuh haru dan mengesankan. Para atlet disabilitas kebanggaan Indonesia turut ambil bagian dalam momen sakral ini.

Prosesi Penyulutan Api Peparnas XVII Solo 2024: Sebuah Momen Mengharukan dan Penuh Inspirasi Prosesi penyulutan api Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu (6/10) malam, berlangsung penuh haru dan mengesankan. Para atlet disabilitas kebanggaan Indonesia turut ambil bagian dalam momen sakral ini.(foto:gilang/kemenpora.go.id)

Surakarta: Prosesi penyulutan api Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu  (6/10) malam, berlangsung penuh haru dan mengesankan. Para atlet disabilitas kebanggaan Indonesia turut ambil bagian dalam momen sakral ini.

Pembawa obor pertama adalah Leani Ratri Oktila diberikan kepada Hikmat Ramdani. Mereka pasangan atlet bulu tangkis ganda campuran yang berhasil meraih medali emas di Paralimpiade Paris 2024. Mereka memulai langkah awal perjalanan api Peparnas yang penuh semangat.

Selanjutnya, obor diserahkan kepada Khalimatus Sadiyah dan dilanjutkan oleh  Fredy Setiawan, yang merupakan pasangan ganda campuran bulu tangkis peraih medali perak di ajang yang sama. 

Kemudian, giliran Saptoyogo Purnomo, atlet lari 100 meter putra yang juga meraih medali perak di Paralimpiade Paris 2024, meneruskan perjalanan api. Ia lalu menyerahkannya kepada Karisma Evi Tiarani, sprinter 100 meter putri yang juga peraih medali perak.

Juara dunia parabadminton, Ukun Rukaendi, tak ketinggalan ambil bagian dalam prosesi ini, diikuti oleh Jendi Pangabean, peraih enam medali emas cabang renang di ASEAN Para Games 2022 di Kamboja.

Zaenal Aripin, atlet balap kursi roda dan peraih medali emas cabang atletik di ASEAN Para Games 2020, juga mendapatkan kehormatan membawa obor Peparnas XVII.

Prosesi ini kemudian dilanjutkan oleh atlet muda disabilitas tenis meja, Muhammad Anas Mustofa. Ia  yang mengunakan kursi roda ini dibantu oleh Farid Surdin, peraih medali emas cabang para atletik di Peparnas Jakarta 2016.

Dalam momen yang mengharukan, Farid membantu Anas yang bertugas menyulut api ke kaldron. “Oke saya gendong ya, Nas, naik ke punggung saya, hati-hati,” ujar Farid. 

Dengan penuh semangat dan tekad, Anas menyulutkan api, diiringi langkah hati-hati dari Farid yang mengarahkan dirinya. "Kak Farid maju dua langkah, Kak Farid di depan kita ada  tiga anak tangga," ujar Anas mengarahkan.

Usia di depan kadron,  Anas mendekatkan obor tersebut ke kadron. “Bismillahirrahmanirrahim,” ucap Farid sebelum mereka berhasil menyelesaikan tugas penting tersebut.

“Kita para juara, walaupun banyak rintangan, harus terus berjuang, Nas. Perjuangan kita tidak akan mudah. Terkadang untuk naik satu anak tangga saja masih sulit, seperti ini. Masih banyak fasilitas publik yang susah kita akses, tapi kita para juara, dengan mental pejuang dan mental pemenang, bila kita terus kompak dan saling mendukung, kita pasti bisa menggapai mimpi kita," ujar Farid dengan penuh semangat.

"Betul itu, Kak. Kak Farid, seluruh masyarakat Indonesia sedang menyaksikan pembukaan Peparnas 2024 malam ini. Kita tunjukkan bahwa semangat para juara akan terus berkobar," jawab Anas dengan antusias, menyuarakan harapan dan semangat yang mewakili semua atlet disabilitas di Indonesia.

Momen ini disambut tepuk tangan meriah dari seluruh penonton yang hadir, menyisakan suasana haru di stadion. Api yang berkobar di kaldron menandai dimulainya Peparnas XVII Solo 2024.

Nyala api ini mencerminkan semangat dan cahaya perjuangan yang terpancar dari seluruh penjuru Nusantara, simbol dari kebanggaan dan prestasi para atlet disabilitas Indonesia. Peparnas XVII Solo 2024 resmi dimulai, membawa harapan baru bagi olahraga disabilitas di Indonesia. (rep)

BAGIKAN :
PELAYANAN