Atlet dan Ofisial PON XXI Aceh-Sumut 2024 Akui Pelayanan Konsumsi Sudah Baik

Persoalan konsumsi para atlet yang dinilai kurang layak dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024 di wilayah Aceh tampaknya mulai mendapatkan perbaikan. Sebagaimana diutarakan para atlet dan ofisial yang berlaga.

Atlet dan Ofisial PON XXI Aceh-Sumut 2024 Akui Pelayanan Konsumsi Sudah Baik Persoalan konsumsi para atlet yang dinilai kurang layak dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024 di wilayah Aceh tampaknya mulai mendapatkan perbaikan. Sebagaimana diutarakan para atlet dan ofisial yang berlaga.(foto:bagus/kemenpora.go.id)

Banda Aceh: Persoalan konsumsi para atlet yang dinilai kurang layak dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024 di wilayah Aceh tampaknya mulai mendapatkan perbaikan. Sebagaimana diutarakan para atlet dan ofisial yang berlaga.

"Kami mengerti, karena ini event besar, mengurus banyak orang tidak mungkin semua sempurna. Kami juga sebelumnya menjadi tuan rumah, mengerti segala kekurangan dan kelebihan mengurus banyak orang," tutur Lydia Veronika Kwano, ofisial rugby Kontingen Papua.

Disampaikan, saat awal-awal datang pihaknya mendapati adanya keterlambatan dalam pengiriman konsumsi atlet dari bidang konsumsi Panitia Besar (PB) PON. Sehingga waktu makanan tiba, sudah terlewat dari jam makan. 

"Terlewat dari jam makan yang seharusnya. Seperti kalau jam 12 siang harusnya kita sudah makan, bisa sampai molor jam 2. Atau malamnya juga begitu bisa molor," terang Lydia.

Keterlambatan ini menurutnya telah disampaikan kepada panitia melalui Liaison Officer (LO). Dari panitia melakukan perbaikan sehingga kini dalam pengantarannya, baik ke hotel maupun ke arena pertandingan tak lagi terlambat.

"Akhir-akhir ini sudah diperbaiki. Puji Tuhan sudah tepat waktu. Untuk konsumsi disesuaikan. Kami koordinasikan diantar ke hotel atau saat ada pertandingan diantar ke venue," bebernya.

Perihal menu, Lydia menyatakan masing-masing memiliki penilaian yang berbeda-beda. Namun menurutnya sudah sesuai dengan yang dibutuhkan atlet, di antaranya dengan adanya unsur protein dalam menu daging yang disajikan. 

"Mungkin yang dikeluhkan itu menunya tidak berkuah, jadi kering begitu," tutur Lydia.

Terkait selera ini juga disampaikan atlet anggar Kaltim Anis Niehlah. Perempuan berhijab ini mengaku mengalami gegar budaya tatkala mendapati variasi menu yang diberikan acapkali terasa manis.

"Konsumsi selama PON kami mengalami culture shock ya. Makanan di sini lebih manis dan juga karbonya itu lebih sedikit. Mungkin karena culture shock jadi tidak terbiasa makanan di sini, sering manis," ungkapnya.

Menurut Anis, kualitas konsumsi yang didapatkan tidak menentu. Terkadang pihaknya mendapati kualitasnya bagus, namun kadang juga mendapat kualitas yang sebaliknya. Namun menu yang diberikan tetap dikonsumsi sebagai pemenuhan gizi yang diperlukan.

"Untuk konsumsi itu sendiri sejauh ini ya tergantung situasi. Kemungkinan karena kondisi bungkusnya tidak sesuai. Bisa saja makanannya dalam kondisi segar saat dibungkus di dapur, namun saat datang kepada kami menjadi lembek beruap. Tetapi ya masih layak makan," urainya.

Sementara itu pemain basket 3x3 Jawa Timur (Jatim) Marcell Bonfil secara jujur menyatakan konsumsi yang diberikan tidak enak. Sehingga pihaknya sampai mengombinasikannya dengan membeli makanan di luar.

"Karena takut juga nanti makanannya tidak cocok lalu diare. Penampilannya juga kurang meyakinkan buat saya," sebut Marcell.

Meski begitu dia menilai menu nasi kotak yang diberikan terbilang layak konsumsi. Namun menurutnya seperti bukan ditujukan untuk atlet. 

Selain soal rasa, Marcell turut menyoroti perihal keterlambatan pengantaran menu khususnya saat makan siang. Sehingga tim selalu membeli makanan dari luar. 

"Untungnya saat pagi dan malam kami makan di hotel jadi enak," tandas Marcell. 

Pendapat berbeda disampaikan Fajri, atlet anggar asal Riau. Menurutnya konsumsi yang diterima selama penyelenggaraan PON aman-aman saja. Dari segi pengantaran selalu datang tepat waktu.

"Kan makan siang jam 12 nih, nah jam 11 menunya sudah sampai. Untuk makan malamnya sama juga, satu jam sebelum jam makan sudah sampai," kata dia.

Dalam pemenuhan gizi terbilang tercukupi. Karena selain makan berat, pihaknya juga mendapatkan makanan ringan salah satunya susu. "Menurut saya tercukupi sih," simpul Fajri.

Walaupun diakui dalam hal porsi kerap kali terdapat perbedaan ukuran lauk, namun secara umum Fajri menilai konsumsi atlet sudah oke.

Soal porsi, Kapten Tim Rugby Jawa Barat (Jabar) Sukarma senada dengan Fajri. Menurutnya porsi menu yang didapatkan terbilang kurang, meski daftar menunya standar.

"Secara porsi mungkin kurang, lauknya juga sayurnya sedikit sih," ucapnya. 

Kata Sukarma, sebagai tim terakhir yang datang ke Aceh, pihaknya merasakan pemberian konsumsi yang sudah sesuai. Sehingga terasa perbaikan dari PB PON berkaitan dengan konsumsi.

Diketahui, PB PON Aceh mengambil langkah cepat dengan menambah armada dan tenaga bantuan untuk meningkatkan distribusi konsumsi selama PON XXI Aceh-Sumut 2024. Langkah ini agar menghindari keterlambatan yang bisa memengaruhi persiapan dan performa atlet.

Ketua Bidang Konsumsi PB PON Aceh Diaz Furqan sebelumnya menyampaikan, langkah konkret ini dilakukan untuk mengatasi segala kemungkinan hambatan. Dalam hal ini PB PON Aceh bekerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh meningkatkan armada distribusi supaya bisa menjangkau lokasi-lokasi tempat tinggal atlet yang tersebar di berbagai daerah, termasuk yang jauh dari pusat kegiatan.

“Penting bagi kami untuk memastikan atlet menerima konsumsi mereka tepat waktu. Kami memohon maaf atas kendala yang mungkin terjadi, namun kami segera melakukan evaluasi dan perbaikan jika ada potensi hambatan,” papar Diaz.

Selain menambah armada, PB PON Aceh juga melibatkan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banda Aceh dalam proses pengepakan makanan. Keterlibatan para siswa ini bertujuan mempercepat dan mempermudah distribusi konsumsi. 

“Kolaborasi ini tidak hanya memastikan distribusi berjalan lancar, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi muda Aceh untuk berpartisipasi dalam PON,” imbuh Diaz. (luk)

BAGIKAN :
PELAYANAN