Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo melaunching logo dan maskot Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Tahun 2024 di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (18/7).
Solo: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo melaunching logo dan maskot Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Tahun 2024 di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (18/7).
Menpora Dito menyampaikan, Peparnas merupakan suatu ajang untuk melihat besarnya potensi atlet penyandang disabilitas. Logo dan maskot mencerminkan nilai-nilai inklusivitas, keberanian, dan sportivitas.
“Peparnas bukan hanya sebagai ajang olahraga saja, tetapi juga merupakan simbol semangat, kerja keras, dan tekad dari para atlet disabilitas Tanah Air. Mereka menginspirasi kita semua, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berprestasi,” ujar Menpora Dito.
Menpora Dito mengatakan, peluncuran logo dan maskot Peparnas adalah langkah awal penting menuju perhelatan akbar ini. Diharap dengan logo dan maskot baru tersebut bisa membangkitkan semangat Peparnas untuk para atlet yang bertanding.
“Mari kita dukung mereka (para atlet) dengan penuh antusiasme dan semangat kebersamaan. Terima kasih kepada panitia, para atlet, dan semua pihak yang terlibat dalam persiapan Peparnas,” terang Menpora Dito.
Ketua Umum National Paralymlic Committee (NPC), Senny Marbun menyampaikan, terima kasih atas dukungan pemerintah selama ini yang telah mendukung penuh pelaksanaan Peparnas di Solo.
“Ini adalah suatu peristiwa yang luar biasa dalam peluncuran logo dan maskot Peparnas. Sebenarnya Peparnas di Sumut, tapi karena ada satu dan lain hal akhirnya terselenggara di Solo. Terima kasih atas dukungan dari bapak Presiden (Joko Widodo) dan Menpora,” jelasnya.
Logo Peparnas 2024 terdiri dua simbol burung perkutut dan keris jawa. Burung perkutut melambangkan damai, mapan, dan bahagia. Sedangkan keris jawa lambang berani, pahlawan, dan perkasa.
Sementara, maskot Peparnas terinspirasi dari kebo bule, yang merupakan hewan istimewa dalam tradisi di Keraton Surakarta Hadiningrat. (jef)