Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) melalui Biro Humas dan Umum menggelar acara Bincang Literasi “Menulis Manusia”, Kamis (23/11) pagi. Bertempat di Perpustakaan Kemenpora Pungkas Tri Baruno, Graha Kemenpora, kegiatan ini menghadirkan narasumber penulis biografi Yugha Erlangga.
Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) melalui Biro Humas dan Umum menggelar acara Bincang Literasi “Menulis Manusia”, Kamis (23/11) pagi. Bertempat di Perpustakaan Kemenpora Pungkas Tri Baruno, Graha Kemenpora, kegiatan ini menghadirkan narasumber penulis biografi Yugha Erlangga.
Penanggung Jawab (PJ) Bidang Kehumasan Kemenpora Isye Marisye yang membuka kegiatan ini menjelaskan, Bincang Literasi ini bertujuan memberikan pemahaman dan wawasan perihal literasi secara lebih luas lagi. Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten pada bidangnya.
“Dari acara ini kita belajar lebih lanjut bagaimana menulis dan membaca. Apalagi literasi sekarang ini demikian berkembang, bahkan sekarang yang dikenal adalah literasi digital,” tutur Isye.
Bincang Literasi ini, sebutnya, juga menjadi upaya Kemenpora untuk ikut menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat. Khususnya bagi para pegawai Kemenpora yang mengikuti kegiatan ini. Apalagi minat baca masyarakat Indonesia terbilang masih rendah.
“Karenanya saat ini pemerintah membuat program literasi yang bermacam-macam,” ujar PJ Bidang Kehumasan Kemenpora.
Sebagaimana tema yang diangkat yaitu “Menulis Manusia”, Bincang Literasi kali ini membahas perihal penulisan buku riwayat hidup seseorang atau biografi. Yugha Erlangga selaku narasumber menyampaikan pembahasan secara runtut perihal apa itu biografi dan bagaimana cara menulisnya.
Lulusan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menjabarkan, menulis biografi tidak sama dengan menulis cerita fiksi. Pasalnya sumber materinya merupakan sesuatu yang nyata berdasarkan pengalaman hidup seseorang.
Namun begitu dalam penulisan biografi bisa dikemas sedemikian rupa menyesuaikan target pembaca. Yugha dalam hal ini mencontohkan buku “Mira Lesmana: Menjadi Kreatif di Dunia Kreatif” karyanya yang disajikan dengan penuh infografis lantaran ditujukan pada para pembaca dalam rentang usia muda.
Pemaparan materi oleh Yugha ini rupanya disimak dengan antusias oleh para peserta yang hadir baik secara luring maupun daring. Hal ini tampak dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan para peserta kepada Yugha. Apalagi trainer penulisan kreatif ini memberikan hadiah buku kepada peserta dengan dengan pertanyaan yang dianggap terbaik.
Dalam kalimat penutupnya, Yugha mengucapkan terima kasih kepada Kemenpora yang telah menginisiasi penyelenggaraan Bincang Literasi ini. Dia mendoakan supaya kegiatan semacam ini terus dikembangkan dan bisa memberikan pemahaman lebih baik tentang literasi.
“Sehingga dari kegiatan ini bisa menghasilkan banyak literasi bahkan karya dari teman-teman semua. Karena menulis salah satu tujuannya adalah agar kita tidak dilupakan oleh sejarah,” ujar pria yang pernah berprofesi sebagai jurnalis salah satu majalah terkemuka di Indonesia ini. (luk)