Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Prof Dr Zainudin Amali, S.E., M.Si memberikan tugas dan tantangan sebagai bagian penilaian dari apa yang dipaparkan perihal Olahraga Pendidikan (Ordik). Tugas diberikan secara kelompok untuk mengadakan penelitian seputar kebugaran siswa di berbagai sekolah sekitar Unesa.
Surabaya: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Prof Dr Zainudin Amali, S.E., M.Si memberikan tugas dan tantangan sebagai bagian penilaian dari apa yang dipaparkan perihal Olahraga Pendidikan (Ordik). Tugas diberikan secara kelompok untuk mengadakan penelitian seputar kebugaran siswa di berbagai sekolah sekitar Unesa.
Tugas tersebut disamoaikan dihadapan sekitar 90 mahasiswa prodi keolahragaan.
"Dari permasalahan Ordik diantaranya adalah rendahnya kebugaran dikalangan siswa. Coba bagi secara kelompok, dan buat penelitian kecil di sekolah-sekolah sekitar. Nanti diatur Pak Dekan sekaligus minta izin disini ada Pak Kadispora," kata Prof Menpora Amali di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), di Gedung U1, Selasa (7/1) pagi.
"Coba ada yang tahu, angkat tangan dan jawab, bagaimana cara paling sederhana mengukur kebugaran. Yang bisa jawab saya tambah nilainya," ucapnya.
Seketika ada seorang mahasiswi yang angkat tangan dan menjawab dengan lugas, salah satu yang bisa untuk mengukur adalah dengan kemampuan jalan kaki.
"Bisa diukur dengan langkah kaki, seperti saya dari rumah ke kampus jalan kaki, dan terasa sehat dan bugar," kata Indaswari, salah satu Mahasiswi Prodi Kepelatihan Olahraga.
"Itu benar tetapi kurang sempurna. Sesuai standar minimal orang dikatakan bugar bila minimal 7.000 langkah kaki per hari," sahut Dosen Unesa sejak 2020 itu.
Selain memberikan tugas, ada tantangan yang diberikan kepada para mahasiswa yaitu untuk mulai mempersiapkan diri mencari tempat-tempat melatih atau menjadi instruktur. Dengan demikian ada nilai plus nanti setelah lulus tidak canggung lagi di tengah masyarakat.
"Kalian mulai sekarang harus berani ke tempat-tempat beraktivitas melatih, di klub-klub olahraga atau cabor, agar nanti setelah lulus mudah dan tidak canggung lagi," pesannya.
"Dan menjadi sarjana olahraga tidak boleh minder harus bangga. Coba banyangkan, sekarang ada Ikatan Guru Olahraga Nasional (IGORNAS), dan kantor pusatnya di Kemenpora, mana ada guru-guru yang lain. Saya juga dapat laporan dari daerah sekarang kesempatan menjadi Kepala Sekolah dari Guru Olahraga sudah mulai terbuka. Kalian harus bangga dan percaya diri," tutupnya.(cah)