Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengungkapkan bahwa Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tidak hanya memuat masalah olahraga prestasi. Namun juga mengatur desain olahraga rekreasi masyarakat.
Jakarta:Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengungkapkan bahwa Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tidak hanya memuat masalah olahraga prestasi. Namun juga mengatur desain olahraga rekreasi masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Menpora Amali saat memberikan sambutan dalam acara Launching ¬¬Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) 2022 Sumatera Selatan dalam rangka peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38, Kamis (9/9) sore. Fornas 2021 sendiri akan digelar Juli tahun 2022 mendatang.
Menurut Menpora Amali, DBON yang Perpresnya telah ditandatangani Presiden Joko Widodo sebagai payung hukum akan mengatur persoalan olahraga dari hulu sampai ke hilir. Hulunya adalah bagaimana meningkatkan kebugaran masyarakat sehingga hilirnya tercipta atlet berprestasi.
“Desain Besar Olahraga Nasional tidak hanya olahraga prestasi yang tertuang di dalamnya. Tetapi juga termasuk olahraga masyarakat. Makanya saya sampaikan tadi, ini mengatur dari hulu ke hilir. Dan hulunya kebugaran itu banyak tentu lahir dari aktivitas-aktivitas induk-induk organisasi yang berhimpun dalam Kormi,” ujar Menpora Amali.
Menpora Amali meyakini dengan meningkatnya kebugaran masyarakat, maka akan sangat mudah untuk mendapatkan talenta-talenta dan bibit-bibit atlet yang nantinya akan dibina untuk menjadi atlet internasional.
“Hanya dari masyarakat sehat dan bugar akan tumbuh bibit-bibit atlet-atlet yang kita harapkan bisa berprestasi di tingkat Olimpiade dan Paralimpiade,” tukasnya.
Disamping itu, di dalam DBON ini Kemenpora menempatkan kesetaraan antara atlet olimpiade dan paralimpiade, dan tidak ada lagi perbedaan antara atlet difabel dan non difabel.
“Semua difasilitasi, semua diberi ruang,” jelasnya.
Dan yang membanggakan, atlet paragames tersebut mampu berprestasi pada Paralimpiade Tokyo 2020 lalu dengan torehan prestasi 9 medali yakni 2 emas, 3 perak dan 4 perunggu. Hasil ini kemudian menempatkan Indonesia berada di rangking 43 dunia.
Capaian ini meningkat tajam dari capaian di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu, dimana kala itu Indonesia hanya mendapatkan 1 medali perunggu dan menduduki peringkat 76.
“Dengan keseriusan kita membina atlet yang difabel yang kita hadirkan di dalam Paralimpiade. Kita dapat 9 medali, 2 emas 3 perak dan 4 perunggu. Sehingga loncatan peringkat Indonesia dari yang tadinya 76 langsung ke 43 dunia,” jelasnya.
Dengan dukungan kepala daerah, Menpora Amali yakin capaian atlet di Olimpiade dan Paralimpiade Paris tahun 2024 nanti semakin meningkat dari perolehan ini.
“Saya meyakini dengan dukungan dari pemerintah daerah, Gubernur Sumatera Selatan yang luar biasa perhatiannya terhadap olahraga. Kami meyakini bahwa target-target itu akan bisa dicapai,” harapnya.
Sebagai daerah penghasil atlet-atlet nasional berprestasi, Menpora Amali yakin Sumatera Selatan dapat menjalankan kegiatan Fornas 2021 dengan baik dan juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan FIFA World Cup U-20 Tahun 2023.
“Mudah-mudahan Sumatera Selatan akan semakin dikenal dan bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat dunia,” harapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru, mengatakan Fornas merupakan ajang kompetisi olahraga rekreasi yang bertujuan tidak hanya untuk kebugaran jasmani. Namun berupaya untuk melestarikan budaya daerah dan nasional.
“Olahraga rekreasi yang sudah jarang dikenal oleh masyarakat diharapkan dengan adanya Fornas, olahraga rekreasi tersebut dapat dikenal oleh masyarakat dan dapat meningkatkan partisipasi serta agar dapat terjalin dan meningkatnya hubungan sosial,” harapnya.(ded)