Masih dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) tahun 2024, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menggelar acara Integritas dan Akuntabilitas Pelaksanaan Pemberian Bantuan Masyarakat dan Sosialisasi Aplikasi Whistleblowing System Kemenpora di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12) pagi.
Jakarta: Masih dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) tahun 2024, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menggelar acara Integritas dan Akuntabilitas Pelaksanaan Pemberian Bantuan Masyarakat dan Sosialisasi Aplikasi Whistleblowing System Kemenpora di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12) pagi.
Acara dibuka oleh Sesmenpora Gunawan Suswantoro yang diikuti beberapa eselon I, II dan pegawai Kemenpora secara langsung dan virtual. Pada sambutanya, Sesmenpora menekankan pentingnya untuk tidak korupsi di dalam lingkungan kerja Kemenpora.
"Mengawali sambutan pada acara ini, saya tadi mendapat pesan dari Mas Menteri yang isinya pesanya hanya satu kalimat tetapi sangat dalam. Pesan tersebut Menpora Dito meminta jangan sampai ada pejabat atau pegawai di Kemenpora melakukan korupsi. Itu pesan yang menurut saya harus diperhatikan oleh seluruh pejabat dan pegawai di Kemenpora," kata Sesmenpora.
Pesan yang disampaikan Menpora Dito tersebut menurut Sesmenpora sangat penting, karena Presiden Prabowo Subianto juga menginginkan tidak ada korupsi dalam kabinet Merah Putih. "Pesan ini harus kita pahami bersama dan wajib kita laksanakan untuk kebaikan Kementerian ini," tambah Sesmenpora.
Mengenai bicara masalah korupsi, Sesmenpora melihat ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama yakni dari sisi sistem, salah satunya adalah sistem penganggaran. "Sistem penganggaran yang perlu kita cermati adalah sistem penganggaran bantuan pemerintah. Dan itu masih ada di Kemenpora, ini yang harus kita perbaiki untuk menghindari temuan," ujarnya.
Yang kedua menurut Sesmenpora adalah sisi mentalitas. Mengenai mentalitas untuk tidak korupsi sangat penting menjadi pegangan semua pejabat dan pegawai di Kemenpora. "Mentalitas korupsi harus kita rubah, jangan sampai mentalitas korupsi pegawai yang ada dilingkungan kerja itu menular ke pegawai lainnya," harap Sesmenpora.
Yang terakhir terkait sisi keteladanan, menurutnya keteladanan itu penting agar kita bisa menjadi contoh yang baik untuk tidak melakukan korupsi. "Deskripsikan rasa cukup mu agar muncul rasa syukur mu. Kalimat ini penting untuk membentengi diri kita dari cara hidup yang berlebihan," kata Sesmenpora.
Sementara narasumber dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Amir Arief menyampaikan untuk menghindari korupsi, maka semua pejabat dan pegawai harus mengenal apa itu korupsi, Whistleblowing system, dan penguatan integritas.
Pada paparanya Amir Arif juga menyampaikan faktor-faktor penyebab korupsi yang diantaranya yakni; Arrogance Sikap superioritas, angkuh, serakah, dan self-interest (prosedur tidak berlaku untuk dirinya), Capability, Kemampuan (jabatan, wewenang, otoritas, kedudukan, pengetahuan atas sistem), Opportunity Kesempatan (sistem yang lemah).
Selain itu juga faktor lain yakni, Pressure: Tekanan dari internal (personal dan perusahaan) maupun eksternal, dan Rasionalisasi, pembenaran atas perbuatan yang dilakukan. "Faktor-faktor ini yang biasanya membuat orang melakukan korupsi, dan ini harus kita hindari," ajak Amir. (amr)