Menpora Amali Berharap Kowani Miliki Peran Besar Jaga Kebhinekaan untuk Eksistensi NKRI

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali, menaruh harapan besar terhadap Kongres Wanita Indonesia (Kowani) agar turut berperan aktif menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, kebhinekaan demi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menpora Amali Berharap Kowani Miliki Peran Besar Jaga Kebhinekaan untuk Eksistensi NKRI Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali, menaruh harapan besar terhadap Kongres Wanita Indonesia (Kowani) agar turut berperan aktif menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, kebhinekaan demi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).(foto:putra/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali, menaruh harapan besar terhadap Kongres Wanita Indonesia (Kowani) agar turut berperan aktif menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, kebhinekaan demi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kowani yang anggotanya sekitar 90 jutaan perempuan Indonesia, saya menaruh harapan besar untuk bisa menjaga persatuan bangsa ini. Sebab, jika Kowani sebagai ibu bangsa ini terpecah maka akan berpengaruh terhadap keutuhan NKRI," kata Menpora Amali saat menjadi keynote speaker webinar Kowani secara daring dari Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (7/11). 

Tahun 2023 bangsa Indoneisa akan memasuki tahun politik yang akan membuat perbedaan-perbedaan khususnya perbedaan pilihan, Menpora Amali berharap Kowani nantinya menjadi jembatan untuk bisa mempersatukan. 

"Saya minta kepada Kowani untuk memberikan pembelajaran-pembelajaran, informasi-informasi yag positif yang membangkitkan rasa optimisme dikalangan perempuan Indonesia. Sebab, jika perpecahan itu terjadi maka akan sulit kita membangun bangsa ini," tegas Menpora Amali.

Cita-cita bangsa Indonesia adalah di tahun 2045 atau tepatnya pada saat 100 tahun Indonesia Merdeka, Indonesia ingin menjadi negara yang maju di segala bidang kehidupan. "Peran Kowani sangat diharapkan," tegas Menpora Amali. 

Peringatan HSP ke-94 tentu maknanya tidak berbeda dengan saat 94 tahun yang lalu yakni tanggal 28 Oktober 1928. Semangat pemuda waktu itu adalah bersatu untuk satu tujuan, yakni bagaimana memerdekakan bangsa Indonesia ini. Tahun 1928 ke tahun 1945 tentu rentang waktu jauh tetapi keyakinan pemuda saat itu bahwa jika bersatu maka insha Allah kemerdekaan itu bisa tercapai.

"Persatuan itu menjadi salah satu semangat yang menjadi pemacu sekaligus pemicu bagi pemuda untuk melakukan gerakan-gerekan untuk bersatu meski dengan latar belakang yang berbeda. Pada peringatan HSP ini temanya adalah Bersatu Bangun Bangsa. Karena persatuan adalah modal yang peling berharga untuk mempertahankan eksistensi bangsa. Selama masih ada keinginan unutk bersatu di kalangan anak bangsa, insha Allah eksistensi NKRI tetap terjaga," tegas Menpora Amali mengingatkan. 

Tema-tema persatuan adalah tema yang aktual sampai kapanpun dan harus dipelihara sampai kapanpun. Tanpa persatuan bangsa ini lanjut Menpora akan sulit dibangun. 

Contoh terdekat lanjutnya, yakni saat menghadapi pandemi Covid-19, Indonesia bisa mengatasi secara gotong royong dan bersama-sama karena, rakyat Indonesia bersatu dan tercatat sebagai salah satu negara terbaik dalam penanganan Covid-19. 

"Banyak negara hingga saat ini masih berjuang keras mengatasi dampak yang ditimbulkan dari Covid-19 ini khususnya dampak bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Kondisi saat ini dan tahun depan seperti yang sudah digambarkan para ahli ekonomi tidaklah mudah, situasi global yang kita hadapi juga sangat berpengaruh," urainya.

"Kita baru keluar dari terpaan pandemi Covid-19 meski belum selesai sepenuhnya, tetapi krisis global energi dan pangan telah menghadang dan perang Rusia-Ukraina. Hal-hal seperti ini tentu menuntut kita sebagai bangsa agar tetap survive. Hanya dengan bersatu kita bisa eksis dan bertahan," lanjutnya.

Ada makna yang sangat dalam dari peran perempuan Indonesia dalam membangun bangsa. Jangan pernah merasa aman-aman saja. Menpora Amali selalu menyampaikan kewaspadaan kepada semua khususnya generasi muda dan perempuan Indonesia. Karena bangsa rentan untuk bisa pecah.

"Banyak contoh di dunia ini ada negara yang hanya terdiri dari beberapa suku saja bahkan mungkin agamanya ada 2 atau 3 tetapi tidak pernah berhenti berperang. Yang daratannya hanya 1 saratan toh tidak bisa juga menyatu apalagi jika dibandingkan dengan kita yang dengan latar belakang yang luar biasa banyaknya," urainya.

"Ribuan pulau, agamanya banyak, bahasanya banyak, sukunya banyak, rasnya banyak dan ini sangat rentan. Untuk itu kita tidak boleh lelah untuk merawat kebinekaan ini untuk menjaga eksistensi NKRI. Contoh lagi, siapa yang menyangka Uni Soviet yang saat itu menjadi satu kekuatan besar sebagai pimpinan negara blok timur bisa terpecah menjadi Rusia dan beberapa negara lainnya dan saat berperang diantara bekas Uni Soviet," katanya. 

"Kemudian, Yugoslavia yang ketika itu adalah salah satu kekuatan militer yang kuat dan sangat diperhitungkan tetapi juga terpecah menjadi negara-negara saat ini. Perpecahan itu mungkin terjadi di negara kita jika kita tidak lagi mau merawat kesatuan diantara kita, tidak menjaga latar belakang kebinekaan kita. Banyak hal yang bisa memecah belah seperti ujaran kebencian, kalimat-kalimat provokasi," papar Menpora Amali.

Apa yang dilakukan hari ini, Menpora Amali berharap, akan bermanfaat dan akan memberikan rekomendasi-rekomendasi penting untuk pemerintah sebagai dasar untuk membuat kebijakan-kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan eksistensi perempuan Indonesia.

"Kongres perempuan waktu itu juga diilhami oleh Sumpah Pemuda. Maka, sudah menjadi kewajiban bagi perempuan Indonesia untuk menjaga dan senantiasa menyebarkan semangat sumpah pemuda itu di berbagai kalangan khususnya di kalangan perempuan," pungkas Menpora Amali.(ben)

Tag
BAGIKAN :
PELAYANAN