Hadapi Bonus Demografi, Menpora Amali Minta Kader IMM dan Pemuda Muhammadiyah Kreatif, Inovatif, Punya Kemandirian dan Berdaya Saing

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengingatkan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pemuda Muhammadiyah tentang tantangan yang dihadapi para pemuda kedepan, salah satunya bonus demografi dimana usia produktif nantinya lebih banyak.

Hadapi Bonus Demografi, Menpora Amali Minta Kader IMM dan Pemuda Muhammadiyah Kreatif, Inovatif, Punya Kemandirian dan Berdaya Saing Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengingatkan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pemuda Muhammadiyah tentang tantangan yang dihadapi para pemuda kedepan, salah satunya bonus demografi dimana usia produktif nantinya lebih banyak.(foto:egan/kemenpora.go.id)

Yogyakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengingatkan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pemuda Muhammadiyah tentang tantangan yang dihadapi para pemuda kedepan, salah satunya bonus demografi dimana usia produktif nantinya lebih banyak.

Hal tersebut disampaikan Menpora Amali saat memberi Kuliah dalam acara pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) periode 2021-2023 dengan tema “Inklusif Berkemajuan” di kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Minggu (28/11).

“Di depan kita akan berhadapan dengan bonus demografi yang isinya anak-anak muda yang ada sekarang. Kalau kita tidak siap, maka pasti bonus demografi itu akan menjadi mudharat, bukan menjadi manfaat buat bangsa ini,” ujar Menpora Amali mengingatkan.

Tantangan yang dihadapi pemuda dulu dan sekarang menurut Menpora Amali sangat berbeda. Kalau dulu, aktivitas organisasi kepemudaan mereka sering mendiskusikan terkait ideologi, politik dan berbagai hal yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia.

“Sekarang, itu kalau ditawarkan kepada anak-anak muda mereka agak kurang tertarik. Padahal sekarang luar biasa pengaruh ilmu pengetahuan dan ekonomi. Kemudian bagaimana pengaruh digitalisasi di kalangan milenial,” jelasnya.

Dengan demikian, kata Menpora Amali, karena tantangan sudah berbeda, terutama terkait bonus demografi maka salah satu program yang ada di Kemenpora terkait kepemudaan yakni mendorong anak-anak muda baik yang tergabung dalam organisasi kepemudaan maupun yang non organisasi pemuda untuk kreatif, inovatif, punya kemandirian dan berdaya saing.

“Karena kalau enggak, kedepan persaingan sangat ketat baik di dalam negeri maupun dengan anak-anak muda kita yang berada di luar negeri. Oleh karena itu, anak muda kita harus dibekali dengan kemampuan yang luar biasa sehingga dia mampu bersaing,” harapnya.

Dalam kesempatan ini, Menpora Amali memuji dan mengapresiasi sikap inklusif yang diterapkan organisasi Muhammadiyah dan dicontohkan oleh pendirinya KH. Ahmad Dahlan untuk menerima pendapat dan pandangan pihak lain terutama tentang Kebhinekaan.

“Konsistensi dari Muhammadiyah dan diikuti oleh organsiasi dibawahnya yang tetap inklusif, saya kira ini satu model pengelolaan sebuah gerakan, sebuah perserikatan sebuah organisasi. Disamping menaungi umat juga punya tanggung jawab, terhadap bangsa dan negara,” ujarnya.

Disamping itu, lanjutnya, sebelum organisasi-organisasi lain memperhatikan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, namun Muhammdiyah suah mengawalinya.

“Sehingga kita saksikan perguruan tinggi Muhammadiyah di berbagai tempat, rumah sakit Muhammdiyah di berbagi tempat, dan juga lembaga ekonomi Muhammdiya ada dimana-mana,” tukasnya.

Bahkan ada satu hal yang menarik, lanjut Menpora Amali, dimana Muhammdiyah saat ini satu-satunya organisasi dakwah yang memiliki klub sepakbola di Liga 2 Indonesia. skrg punya klub sepakbola liga 2, klub hizbul wathan, ini luar biasa.

“Saya tadinya tidak percaya, tapi begitu disampaikan nama klubnya PS Hizbul Wathan, oh pasti Muhammadiyah ini,” katanya.
Dengan berbagai capaian Muhammadiyah tersebut, Menpora Amali meminta IMM dan Pemuda Muhammadiyah untuk mengikutinya termasuk dalam menciptakan start up-start up di era digital ini. 

“Saya sampaikan kepada kader HMI waktu mereka datang ke tempat saya, kami dulu diskusi tentang ideologi dan lain-lain itu sampai subuh, saking asiknya subuhnya kelewatan, sekarang waktunya mulai dirubah, GPS-nya sudah berubah, tantangan sudah mulai berubah, tantang dunia juga sudah berubah. Nah inilah yang dimaksud dengan kemajuan,” ucapnya.

“Ilmunya banyak di Muhammdiyah ini, Inslusif dan bekemajuan, kalau ini dikembangkan dengan baik maka yang lain silakan meniru. Tetapi jangan yang lain sudah meniru IMM-nya ketinggalan,” pesannya.(ded)

Tag
BAGIKAN :
PELAYANAN