Resmi Buka Pelatihan Kemahasiswaan, Menpora Amali Harap Organisasi Kemahasiswaan Dikelola Secara Digital

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali secara resmi membuka kegiatan pelatihan kepemudaan dan kemahasiswaan bertajuk ‘Penguatan Manajemen Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pandemi Covid-19’ secara virtual yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Bidang Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan, Senin (31/5).

Resmi Buka Pelatihan Kemahasiswaan, Menpora Amali Harap Organisasi Kemahasiswaan Dikelola Secara Digital Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali secara resmi membuka kegiatan pelatihan kepemudaan dan kemahasiswaan bertajuk ‘Penguatan Manajemen Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pandemi Covid-19’ secara virtual yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Bidang Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan, Senin (31/5).(foto:raykii/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali secara resmi membuka kegiatan pelatihan kepemudaan dan kemahasiswaan bertajuk ‘Penguatan Manajemen Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pandemi Covid-19’ secara virtual yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Bidang Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan, Senin (31/5).

Dalam sambutannya pada kesempatan ini, Menpora Amali kembali mengingatkan kepada para pemuda termasuk mahasiswa di dalam untuk terus melakukan inovasi. Apalagi saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi Covid-19. 

Menurutnya, meskipun sedang dilanda wabah namun kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dan kepemudaan harus tetap dilaksanakan. “Tentu kita tidak boleh berdiam diri karena upaya-upaya penanganan pandemi ini adalah upaya kita semua. Bagaimana supaya kita mempunyai pertahanan atau imunitas terhadap pandemi ini dan kegiatan-kegiatan tetap bisa berjalan,” kata Menpora Amali.

Menpora Amali menyampaikan berdasarkan sensus penduduk terakhir tahun 2019 lalu. Sekitar 24 persen rakyat Indonesia berumur 16 tahun sampai dengan 30 atau dikategorikan pemuda dalam UU Kepemudaan.

“Jadi usia pemuda kita itu yang antara 16 sampai dengan 30 tahun dan itu berada di organisasi- organisasi kemahasiswaan. Tentu harus ada peningkatan kapasitas, kemudian kemampuan yang harus dimiliki oleh para pengurus organisasi kemahasiswaan. Khususnya di dalam organisasi ini apalagi di tengah-tengah pandemi seperti sekarang ini,” pungkasnya.

Menpora Amali kemudian memaparkan terkait program prioritas Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tahun 2020 hingga 2024 mendatang antara lain terkait kepemudaan yakni pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri, dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan. Dan juga penguatan ideologi pancasila dan karakter serta budaya bangsa di kalangan pemuda.

“Pada pagi hari ini, kita mengadakan pelatihan penguatan manajemen organisasi kemahasiswaan di tengah-tengah pandemi. Tetap dalam panduan program prioritas Kementerian Pemuda dan Olahraga bagaimana para pemuda kita jadi kreatif dan inovatif dan tentu harus punya kemandirian,” jelasnya.

Menpora Amali mengingatkan kepada para pemuda dan mahasiswa, bahwa tantangan mereka yang sesungguhnya adalah setelah lulus dari perguruan tinggi. Bukan saja mahasiswa lulusan dalam negeri, tapi juga mahasiswa Indonesia yang kini menimba ilmu di luar negeri. Sehingga, keberadaan organisasi baik intra kampus maupun ekstra kampus sangat diperlukan untuk meningkatkan kreativitas, inovasi dan kemandirian dan memiliki kemampuan untuk bersaing.

“Saya minta supaya manfaatkan dengan sebaik-baiknya kesempatan dalam pelatihan penguatan kapasitas manajemen organisasi kemahasiswaan ini,” pintanya.

Selanjutnya, Menpora Amali berpesan agar mahasiswa dan pemuda menyesuaikan diri dengan era digitalisasi. “Selalu kami pesan kan bahwa harus ada transformasi, sudah saatnya kita mengelola organisasi ini secara modern dengan transformasi dari cara cara manual menjadi cara-cara digital. Tidak bisa menghindari itu,” tukasnya.

Menpora Amali pun berharap acara ini berjalan lancar dan para pembicara dapat berbagi ilmu dan pengalamannya kepada para peserta pelatihan manajemen organisasi kemahasisswaan.“Harapan saya setelah ini, tentu ada hal-hal yang positif yang bisa dihasilkan dari kegiatan ini dan Kementerian Pemuda dan Olahraga terbuka terhadap masukan, rekomendasi-rekomendasi, dan berbagai hal yang bisa disampaikan kepada kami dan bisa menjadi bahan pertimbangan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan untuk perumusan kebijakan di lingkungan kementerian olahraga khususnya di bidang kepemudaan,” harapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan juga mengoptimalkan kapasitas mahasiswa sebagai agen perubahan sosial yang melekat pada diri setiap individu kaum muda dan aktivis pemuda.

“Ketika kita berada di dalam kondisi kontemporer yang berada di dalam global hari ini bagaimana mengoptimalisasi peran kita dalam fungsi pionering atau fungsi kepeloporan untuk melakukan inisiasi-inisiasi baik menjadi problem solver bagi masyarakat secara umum maupun bagi kalangan terbatas yaitu kalangan komunitas kampus, kalangan komunitas kepemudaan dan juga kalangan komunitas mahasiswa,” katanya.

Hadir dalam acara ini, Asisten Deputi Bidang Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan, Abdul Rafur, Tenaga Ahli Kemenpora, Samsul Komar. Hadir pula pembicara antara lain aktivis dan mantan Ketua Umum PB HMI, Arief Rosyid Hasan, Staf Khusus Presiden, Asrori S Karni, dan Nopriandi Saputra.(ded)

Tag
BAGIKAN :
PELAYANAN