Jadi Penguji Disertasi Mahasiswa Doktor UNNES, Menpora Amali Harap Software Running Monitor Bermanfaat untuk Dunia Olahraga

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menjadi penguji dalam sidang terbuka disertasi mahasiswa program doktor (S3) program pendidikan olaharga Universitas Negeri Semarang (UNNES), Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd secara virtual, Jumat (7/5) siang.

Jadi Penguji Disertasi Mahasiswa Doktor UNNES, Menpora Amali Harap Software Running Monitor Bermanfaat untuk Dunia Olahraga Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menjadi penguji dalam sidang terbuka disertasi mahasiswa program doktor (S3) program pendidikan olaharga Universitas Negeri Semarang (UNNES), Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd secara virtual, Jumat (7/5) siang.(foto:putra/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menjadi penguji dalam sidang terbuka disertasi mahasiswa program doktor (S3) program pendidikan olaharga Universitas Negeri Semarang (UNNES), Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd secara virtual, Jumat (7/5) siang.

Selain Menpora Amali, turut hadir Dewan Penguji antara lain Prof. Dr. Fathurrahman M. Hum yang juga rektor UNNES, Prof. Dr. Agus Nuryatin M. Hum. Selain itu, hadir sebagai penguji Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M. Pd, Prof Dr. Ida Zulaeha, M. Hum, Rumini M.Pd, Dr. Sulaiman M.Pd, dan Prof Sugiyanto Ks. MS.

Andry Akhiruyanto selaku promovendus pada kesempatan ini memparkan terkait disertasi atau penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Software Running Monitor Berbasis Android untuk Mengukur Kecepatan, Frekuensi dan Panjang Langkah dalam Lari Jarak Pendek”. Ujian ini diawali dengan pembacaan pernyataan keaslian karya dan bukan merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain dari Andry Akhiruyanto.

Sementara itu, dalam paparannya Andry Akhiruyanto mengungkapkan alasan dirinya mengembangkan Softwaree Running Monitor Berbasis Android. Pasalnya, dalam sistem pembinaan olahraga prestasi ada sejumlah komponen antara lain pembibitan, dukungan finansial, organisasi olahraga terpadu, identifikasi bakat, pelatih, kualitas latihan, kualitas kompetisi, lingkungan media, sistem penghargaan, dan infrastruktur.

Selain itu, perlu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang olahraga atau sport science dalam menunjang proses latihan para atlet sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satunya di cabang atletik di nomor lari jarak pendek.

“Dari permasalahan tersebut promovendus melakukan beberapa kajian, menganalisis kebutuhan, dari analisis kebutuhan yang ada ditemukan beberapa kajian dari disertasi ini. Pertama secara teori ditemukan tiga parameter untuk menentukan performa pelari jarak pendek untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal, antara lain kecepatan, panjang langkah dan banyaknya langkah,” ungkapnya.

Menurut dia, selama ini para pelatih dan atlet berdasarkan hasil temuan dirinya di lapangan bahwa alat ukur kecepatan lari jarak pendek yang sering digunakan adalah stop watch. Padahal stop watch hanya bisa menunjukan durasi waktu yang dicapai dalam menempuh jarak tertentu dan tidak bisa melihat parameter-parameter seperti kecepatan, panjang langkah dan banyaknya langkah.

Oleh karena itu, promovendus mengembangkan softwaree Running Monitor Berbasis Operating Sistem Android untuk mengukur kecepatan frekuensi dan panjang langkah dalam lari jarak pendek. Dimana sistem tersebut menggunkan OS android yang banyak digunakan pada smartphone.

“Software Running Monitor Berbasis Android merupakan pengembangan program aplikasi yang nantinya dapat memberikan gambaran kepada para pelatih dan atlet tentang performa lari, yang telah dilakukan berdasarkan tiga parameter yang dilakukan saat berlari,” jelasnya.

Andry Akhiruyanto mengklaim Running Monitor temuannya ini merupakan aplikasi mampu berkemas secara real time, sehingga setelah selesai berlari pelatih dan pelari langsung bisa mengamati performa lari yang telah dilakukan.

Adapun penelitian ini menggunakan metode research and development. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan borg and Gall. Penelitian ini memiliki dua tujuan utama, yaitu mengembangkan (software) produk sebagai fungsi pengembangan dan menguji keefektifan produk dalam menghadapi tujuan.

“Validasi produk diperoleh melalui evaluasi ahli, pakar yaitu akademis praktisi atletik, ini coba produk skala kecil dan skala besar dan uji efektifitas. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner dan wawancara,” paparnya.

Sementara terkait hasil penelitian, dia telah melakukan percobaan di lapangan dengan seorang pelari yang menggunakan Running Monitor. Pelari menempuh jarak 109 M, dapat diketahui kecepatan yang ditempuh yakni maksimal 23,46 m/s, durasi waktu 11,06 detik, panjang langkahnya 1,8 m, jumlah langkah 55.52, 1 detik menghasilkan 5,020 langkah dan untuk 1 langkah membutuhkan waktu 0,199 detik.

Dengan temuannya ini, Andry Akhiruyanto telah mematenkan buku ber ISBN, Sprint Analyzer dan hak kekayaan intelektual. “Produk Sprint A ini sudah saya daftarkan di google playstore. Karena sekarang masyarakat banyak menggunakan android sehingga masyarakat lebih mudah mendownload Sprint A ini,” jelasnya.

Menpora Amali pada kesempatan ini mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Andry Akhiruyanto. Diantaranya terkait positioning software ini penempatannya dalam deign bersa olahraga nasional yang tengah disusun pemerintah. Apakah bagian dari hilir atau hulu. Selain itu, Menpora juga mempertanyakan alasan promovendus memilih aprint sebagai objek penelitian, padahal untuk ada cabang olahraga lain yang popular dan lebih marketable dalam kalau memasarkan aplikasinya.

Setelah mendengarkan paparan dan jawaban dari Andry Akhiruyanto, Menpora Amali mengaku puas dan menghargai inovasi yang dilakukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang olahraga atau sport science.

“Ini satu sumbangsih yang sangat positif bagi pengembangan olahraga kita apalagi sekarang kita sudah punya desain besar atau grand design tentang olahraga nasional,” kata Menpora Amali.

Menpora Amali siap membantu untuk memtenkan software tersebut di Kementerian Hukum dan HAM apabila ada kesulitan.“Sekali lagi ini sangat bemanafaat dan ini adalah inovasi yang berupa kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahun dan teknologi di bidang keolahragaan,” jelasnya.(ded)

BAGIKAN :
PELAYANAN