Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menerima courtesy call Delegasi Program Pertukaran Pemuda Indonesia Korea (PPIKor) 2023 atau Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) di Media Center Graha Kemenpora, Senin (4/9) sore. Peserta PPIKor ini terdiri 50 orang yang terbagi 25 pemuda-pemudi Indonesia dan 25 pemuda-pemudi Korea.
Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menerima courtesy call Delegasi Program Pertukaran Pemuda Indonesia Korea (PPIKor) 2023 atau Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) di Media Center Graha Kemenpora, Senin (4/9) sore. Peserta PPIKor ini terdiri 50 orang yang terbagi 25 pemuda-pemudi Indonesia dan 25 pemuda-pemudi Korea.
Hadir dalam kegiatan ini Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional Alia Noorayu Laksono, Asisten Deputi Kemitraan Pemuda Khairil Adha, serta selebritis Aldi Taher.
Menpora Dito menyambut baik kedatangan para peserta PPIKor dan memberikan ucapan selamat datang pada para pemuda-pemudi Korea Selatan dalam program ini. Dia berpesan pada para peserta dari Indonesia untuk menjadikan kawan-kawan baru dari Korea ini sebagai jejaring dan juga teman dalam mengembangkan diri.
"Jejaring yang terbentuk dalam pertukaran pemuda ini biasanya bisa membuka cara berpikir kita dan cara menganalisa dalam suatu hal, menyikapi masalah ini dalam budaya berbeda. Dan itu yang bisa membuat diri kita berbeda dari yang lain di jalur yang positif," papar Menpora.
Karena itu menurut Menpora, program pertukaran pemuda ini dinilai sangat bermanfaat. Menpora Dito sendiri menyampaikan sudah dua kali mengikuti pertukaran pemuda yaitu ke Tiongkok dan juga Jerman.
"Saran saya semoga program ini sangat bermanfaat untuk kalian semua, yang pasti untuk persahabatan Indonesia dan Korea Selatan," sebut Menpora.
Kepada seluruh peserta PPIKor, Menpora Dito memberikan tugas untuk membuat essai yang menjelaskan bagaimana Korea Selatan bisa sukses dalam pengelolaan bonus demografi. Hal ini menurut Menpora perlu dipelajari karena Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi di 2030 nanti.
"Saat ini kami sangat melihat Korea Selatan dalam hal pengembangan pemudanya, sebagai pembelajaran bagi Indonesia khususnya dalam menghadapi bonus demografi," terang Menpora Dito.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh menjelaskan, salah satu fokus di Kemenpora adalah pengembangan kepemimpinan pemuda. Pertukaran pemuda ini merupakan sarana untuk penguatan aspek kepemimpinan pemuda.
"Bagaimana kita saling mengenal antar satu negara dengan negara lain. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan kekuatan diri kita kemudian menutup hubungan dengan kelompok lain. Apalagi di tengah masyarakat global yang terbuka. Tidak ada sekat yang memisahkan antara satu negara dengan negara lain," terang Deputi.
Apalagi di tengah situasi sosial yang saat ini, sambung Deputi, dibutuhkan komitmen untuk membangun kebersamaan, saling belajar dan saling mengenali. "Itu konsep dasar pertukaran pemuda," tegas Deputi.
Kepada para peserta dari Korea Selatan, Deputi berpesan untuk menjadikan program ini sebagai pengalaman berharga dalam mengenali Indonesia. Sedangkan untuk para peserta Indonesia yang berasal dari berbagai provinsi, diminta memberikan cermin yang baik dalam mewakili masyarakat Indonesia.
"Maka tunjukkan Indonesia bisa. Karena representasi Indonesia tercermin dari rekan-rekan sekalian," ujar Deputi.
"Saya ucapkan selamat atas kegiatan pertukaran pemuda ini. Pertama selamat sudah terpilih dalam program ini, kedua selamat kedua teman-teman menjadi duta Indonesia dan Korea untuk mempererat persaudaraan kedua negara," imbuh Deputi.
Diketahui, pertukaran pemuda ini terbagi dalam dua fase yaitu fase kunjungan di Indonesia pada 29 Agustus hingga 7 September, serta fase kunjungan ke Korea Selatan pada 7 hingga 16 September. (luk)