Boling Bawa Muhammad Yafie Eza Mahendra, Atlet Tunagrahita Indonesia Berprestasi di SOWSG 2023 Berlin

Ajang Special Olympics World Summer Games (SOWSG) 2023 Berlin, 17 sampai 25 Juni lalu menjadi kenangan paling berharga bagi atlet Tunagrahita asal Kota Taman, Bontang, Kalimantan Timur.Ya, dia adalah Muhammad Yafie Eza Mahendra.

Boling Bawa Muhammad Yafie Eza Mahendra, Atlet Tunagrahita Indonesia Berprestasi di SOWSG 2023 Berlin Ajang Special Olympics World Summer Games (SOWSG) 2023 Berlin, 17 sampai 25 Juni lalu menjadi kenangan paling berharga bagi atlet Tunagrahita asal Kota Taman, Bontang, Kalimantan Timur.Ya, dia adalah Muhammad Yafie Eza Mahendra.(foto:istimewa)

Jakarta: Ajang Special Olympics World Summer Games (SOWSG) 2023 Berlin, 17 sampai 25 Juni lalu menjadi kenangan paling berharga bagi atlet Tunagrahita asal Kota Taman, Bontang, Kalimantan Timur.Ya, dia adalah Muhammad Yafie Eza Mahendra.

Eza, sapaan karibnya, merasa begitu bahagia ketika menjejakkan kaki di tanah bangsa Arya, Jerman. Pemuda kelahiran Bontang, 29 Desember 1998 itu tidak menyangka olahraga boling difabel yang digeluti sejak 2018 mampu mengantarkannya ke luar negeri, mengikuti ajang Special Olympics World Summer Games (SOWSG) 2023 Berlin, 17 sampai 25 Juni.

Yang lebih membanggakan, putra pasangan Hapsen dan Hartati itu mampu pulang membawa medali emas, melalui nomor unified sport cabang olahraga boling. Berpasangan dengan Muhammad Angga Reka Perdana, Eza merengkuh poin terbanyak, 648, mengungguli peboling Austria dan Kazakhstan.

Tak ayal prestasi ini membuat keluarga Eza bahagia, lantaran tak menyangka putra mereka yang spesial itu mampu mengharumkan nama Indonesia.

"Senang sekali. Anak saya yang di mata orang, anak yang kurang, bisa berprestasi. Bisa juga punya kelebihan yang banyak orang normal tidak bisa," ungkap ibunda Eza, Hartati.

Dia mengenang saat pertama kali guru Eza di SLB Negeri Bontang menelepon, minta izin melatih Eca yang saat itu berusia 20 tahun bermain boling. Tak dinyana sulung dari tiga bersaudara itu menunjukkan bakatnya di olahraga gelinding bola tersebut dan berangkat ke Riau, mengikuti Pekan Olahraga Tingkat Nasional (Pornas) Special Olympics Indonesia (SOIna) 2018.

"Ternyata dilatih itu untuk diikutkan Pornas SOIna di Riau dan juara 1 di sana," ungkap Hartati.

Setelah sukses di Riau, Eza rencananya bertanding di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, namun urung terlaksana. Berikutnya kegiatan bermain boling sempat vakum lantaran merebaknya pandemi Covid-19.

Lepas pandemi, aktivitas boling Eza berlanjut, hingga berhasil meraih prestasi di ajang SOWSG 2023 Berlin. Prestasi ini tak terlepas dari latihan rutin yang dilakoni Eca serta dukungan keluarga dan pihak-pihak terkait. Pasalnya bukan hal mudah untuk bisa memotivasi Eza terus konsisten bermain boling.

"Kalau anak seperti Eza ya harus kuat-kuat mamanya merayu biar rajin latihan. Karena kalau sudah bilang enggak mau, ya susah lagi disuruh," ungkap Hartati.

"Eza itu kalau sudah di tempat latihan enak, sudah gak ada malas-malasnya. Dia bilang asyik main boling. Namanya anak spesial kalau sudah suka sama sesuatu, dia akan serius," sambungnya.(luk)

BAGIKAN :
PELAYANAN