Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menyampaikan prestasi membanggakan yang diraih atlet Para Games tanah air di ajang Asean Para Games Solo 2022, merupakan hasil dari perumusan kebijakan-kebijakan yang benar dari Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Solo: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menyampaikan prestasi membanggakan yang diraih atlet Para Games tanah air di ajang Asean Para Games Solo 2022, merupakan hasil dari perumusan kebijakan-kebijakan yang benar dari Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Saya kira hasil ini merupakan hasil dari perumusan kebijakan yang benar. Jadi sejak adanya DBON kita menempatkan atlet-atlet Para Games kita setara dengan atlet-atlet Olimpic. Jadi Bapak Presiden meminta kepada saya untuk menyetarakan atlet difabel ini dengan non difabel," kata Menpora Amali saat wawancara live Editorial Media Indonesia, Metro TV di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (6/8).
Menurut Menpora Amali, kesetaraan untuk atlet difabel dan non difabel menjadi kunci motivasi atlet terpacu meraih prestasi maksimal dalam setiap kejuaraan dan multieven yang diikuti.
"Maka tempat mereka dalam DBON itu sama, itu yang membuat mereka terpacu, dari pengakuan mereka selama ini baru periode pemerintahan sekarang mereka diperlakukan setara dengan yang non difabel, sehingga termotivasi dan mendorong untuk membalas kepercayaan pemerintah dan Presiden dengan prestasi," urai Menpora Amali.
Terkait prestasinya, Menpora Amali telah sampaikan bahwa target awal yang dicanangkan CdM saat pengukuhan kontingen Indonesia adalah 104 medali emas untuk menjadi juara umum di even ini.
"Kita tahu Thailand, Vietnam, Malaysia juga luar biasa kekuatannya, sehingga kita mengukur betul bagaimana menempatkan posisi target Indonesia. Tetapi, apa yang terjadi sekarang dengan 171 emas ini melampaui jauh dari target awal," jelas Menpora Amali.
"Dengan hasil ini saya tidak begitu kaget, karena saat Paralimpiade Tokyo lalu kita mentargetkan peringkat 60 dunia, sebelumnya di Rio de Jeneiro 2016 kita posisi 76 dunia, tetapi atlet Paralimpiade kita mampu menembus ke posisi peringkat ke-43 dunia," urai Menpora Amali menambahkan.
Hal itu semua, hasil dari perhatian pemerintah dan Presiden Joko Widodo yang telah memperlakukan atlet difabel setara dengan atlet non difabel, baik dalam apresiasinya dan fasilitasi yang juga sama.
"Selama di pelatnas, saya sering datang ajak mereka ngobrol santai dan ringan. Kadang makan bersama, sesekali makan lesehan dipinggir jalan bersama mereka, mereka merasakan bahwa baru sekarang mereka disetarakan dengan atlet non difabel oleh pemerintah karena mereka memang butuh perhatian dan ini juga sesuai arahan Bapak Presiden," tutur Menpora Amali.
"Tak hanya itu, Bapak Presiden telah memberikan arahan kepada saya, untuk dibangunkan training camp lengkap khusus untuk atlet difabel kita. Ini membuat mereka tambah mantab dan semangat bahwa mereka sama dengan atlet-atlet yang lainnya," tambahnya.
"Kedepan, saya sampaikan kita punya mimpi besar bangsa Indonesia adalah ketika 100 tahun Indonesia Merdeka di 2045 insha Allah harapan kita Indonesia berada di peringkat 5 besar dunia tepatnya di Olimpiade 2044 baik untuk Olimpiade maupun Paralimpade," pungkas Menpora Amali.(ben)