Membumikan Inovasi Vaksin Merah Putih Covid-19 Melalui Program Jangka Panjang Kolaborasi Dalam Negeri

Rabu pagi (2/12) Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional menyelenggarakan Webinar Bakohumas dengan tema "Membumikan Inovasi Vaksin Merah Putih Covid-19" menyampaikan bahwa pembuatan vaksin Covid-19 Merah Putih terus dikebut. Hal itu disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro.

Membumikan Inovasi Vaksin Merah Putih Covid-19 Melalui Program Jangka Panjang Kolaborasi Dalam Negeri Rabu pagi (2/12) Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional menyelenggarakan Webinar Bakohumas dengan tema "Membumikan Inovasi Vaksin Merah Putih Covid-19" menyampaikan bahwa pembuatan vaksin Covid-19 Merah Putih terus dikebut. Hal itu disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro. (foto:dok/kemenpora.go.id)

Jakarta : Rabu pagi (2/12) Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional menyelenggarakan Webinar Bakohumas dengan tema "Membumikan Inovasi Vaksin Merah Putih Covid-19" menyampaikan bahwa pembuatan vaksin Covid-19 Merah Putih terus dikebut. Hal itu disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro. 

Menristek telah membentuk tim akselerasi percepatan produksi vaksin merah putih. Tim kumpulan pakar berbagai perguruan tinggi ini diharap mendorong lahirnya vaksin karya anak bangsa. Mengimbangi hal tersebut, masyarakat wajib menyadari pentingnya melakukan vaksinasi terutama untuk menjaga kesehatan dan membangkitkan kembali produktivitas ekonomi bangsa. “Jika kesehatan mengganggu manusia, maka ekonomi menurun karena produktivitas menurun. Masyarakat harus diedukasi pentingnya vaksin. Vaksin diberikan kepada orang yang sehat untuk melatih tubuh kita menciptakan kekebalan tubuh melawan virus penyebab penyakit,” katanya.

Menteri yang mengantongi gelar doktor bidang tata wilayah dan perkotaan dari University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat tersebut meminta kerja sama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai pihak yang melakukan vaksinasi untuk memperhatikan secara lebih rinci segala kemungkinan yang bisa terjadi, “Kemenkes ini sebagai pihak yang melakukan vaksinasi ini juga harus memperhatikan segala hal hingga yang terkecil misalnya kepada orang-orang yang takut jarum suntik,” tambahnya. 

Total sasaran penerima vaksin Covid-19 adalah 160 juta orang yang akan didistribusikan berdasarkan lokasi/geografi dimana laju infeksi dan penyebaran tinggi, berdasarkan pola kontak sosial, seperti tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, yang bekerja pada sektor layanan dan jasa publik dan distribusi berdasarkan kelompok umur dan penyakit bawaan. 

Vaksin Merah Putih merupakan salah satu inovasi Indonesia melalui pengembangan vaksin berbasis virus yang bersirkulasi di Indonesia karya peneliti-peneliti terbaik bangsa untuk rakyat Indonesia. 6 lembaga pengembang Vaksin Merah Putih yang telah berkolaborasi sampai saat ini yaitu UNAIR, Eijkman, LIPI, UGM, UI dan ITB, bekerja berdasarkan urgensi pengembangan vaksin. 

Bambang Brodjonegoro juga mengimbau pentingnya peran komunikasi publik dalam membumikan inovasi Vaksin Merah Putih kepada tim bakohumas yang digawangi Direktur Jenderal Informai dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Widodo Muktiyo yang juga hadir dalam kesempatan yang sama. Peran Humas Pemerintah sebagai komunikator diharapkan mampu menyampaikan informasi yang akurat, sederhana, dan mudah dipahami kepada seluruh lapisan masyarakat. 

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio mendukung pernyataan Menristek Bambang Brodjonegoro, mengapa Vaksin Covid-19 dibutuhkan? Dalam hal ini, ada urgensi di Indonesia dalam percepatan pengembangan vaksin, dengan populasi yang besar (Indonesia adalah populasi terbesar ke-4 di dunia), komoditas strategis, dan percepatan pemulihan ekonomi sehingga parameternya cepat dan efektif. 

“Pengembangan vaksin Covid-19 menggunakan isolat virus Indonesia. Kemudian isolasi dan amplifikasi gen spike, lanjut ke kloning transfeksi sel mamalia dan menghasilkan antigen atau kandidat vaksin. Terakhir yaitu diuji klinis sampai tiga kali sebelum ditentukan skala produksinya.” jelas Amin.

Yang terpenting, masih menurut Amin, harmonisasi seluruh elemen diupayakan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menurunkan angka penolakan terhadap vaksin. Dengan memastikan kebutuhan vaksin terpenuhi berdasarkan kualitas, jumlah, harga dan waktu.

Dr. L. Rizka Andalucia Direktur Registrasi Obat Badan POM melanjutkan keterangan menyoal Vaksin Covid-19 dari segi kebijakan izin edar Vaksin Covid-19 dan Emergency Use Authorization (EUA). Proses evaluasi EUA obat dan Vaksin oleh Badan POM harus lengkap, objektif dan jelas untuk memastikan penggunaan obat rasional. “Dimulai dari penyerahan dokumen registrasi sampai ke Komite Nasional Penilai Obat dan Expert Klinisi Ad-Hoc. Hingga masuk ke tahap evaluasi EUA obat dengan fleksibilitas persyaratan tetapi tetap memastikan obat atau vaksin bermutu, aman dan berkhasiat.” tandas Rizka.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM No. 27 tahun 2020, EUA merupakan persetujuan penggunaan obat selama kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat untuk obat yang belum mendapatkan izin edar atau obat yang telah mendapatkan izin edar tetapi dengan indikasi penggunaan yang berbeda (indikasi baru) untuk kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat. Persetujuan EUA diberikan dengan mempertimbangkan rasio kemanfaatan dan risiko secara komprehensif berdasarkan seluruh data mutu, non klinik dan klinik serta risiko kondisi kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh penyakit penyebab pandemi. 

Izin EUA diberikan dengan ketentuan kondisi yang harus dilakukan untuk: Memastikan cara penggunaan sesuai persetujuan, Mengkonfirmasi data keamanan dan khasiat, Memastikan proses produksi sesuai standar CPOB, pendistribusian sesuai dengan standar CDOB, Memantau keamanan obat dan vaksin setelah digunakan melalui sistem farmakovigilans.

Sedangkan bagaimana road map strategi percepatan pengadaan Vaksin Merah Putih oleh Industri Farmasi, Project Integration Manager R&D PT. Bio Farma, Neni Nurainy, Ph.D menjelaskan akan  ada program jangka panjang kolaborasi dalam negeri Konsorsium Vaksin Covid-19 Nasional yaitu antara Kemenristek/BRIN, Lembaga Eijkman dan PT. Bio Farma.”Perlu komunikasi yang terus menerus antara Peneliti, Industri dan Kemenristek/BRIN dan Badan POM. Dan tentunya perlu dikawal dari sisi industri agar program jangka panjang internal dalam negeri ini berjalan dengan baik.”tuturnya. 

Bio Farma berharap program tersebut perlu dikawal dari sisi industri ( regulatory oversight, scaling up, ketercapaian milestone sesuai time line), perlu dicarikan tempat yang memenuhi standar baik SOP dan fasilitas untuk uji preklinis. Bila diperlukan, segera dibangun fasilitas capacity building juga audiensi Badan POM dalam pengawalan sisi regulasi. Hadir juga pada kegiatan itu secara virtual Fadjroel Rahman Juru Bicara Presiden, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19 Kemenristek/BRIN, Prof. Ali Ghufron Mukti, Budiman Bela dari Universitas Indonesia, Wien Kushartoyo dari LIPI, dan sejumlah peneliti terbaik lainnya dari Indonesia.(wur)

BAGIKAN :
PELAYANAN