Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menerima audiensi Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (Dewas LPP RRI) Hendrasmo dan Dewan Pengawas LPP RRI M. Kusnaeni di ruang kerjanya, gedung Graha Pemuda Kemenpora, Senayan Jakarta Pusat, Kamis (16/6).
Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menerima audiensi Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (Dewas LPP RRI) Hendrasmo dan Dewan Pengawas LPP RRI M. Kusnaeni di ruang kerjanya, gedung Graha Pemuda Kemenpora, Senayan Jakarta Pusat, Kamis (16/6).
Hadir pula dalam rombongan ini antara lain, Mistam, Direktur Program dan Produksi, Yonas Markus Tuhuleru, Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha dan Bambang Dwiyana, Kepala Pusat Pemberitaan.
Dirut LPP RRI, Hendrasmo, dalam kesempatan ini mengungkapkan kedatangannya tersebut dengan tujuan untuk mensinergikan dan berkolaborasi dalam hal informasi kegiatan-kegiatan keolahragaan.
"Olahraga itu menjadi salah satu kegiatan, salah satu isu yang paling diskusi masyarakat. Maka kita ingin sekali memberikan ruang, memberikan konten-konten olahraga lebih banyak daripada selama ini kepada publik atau audiens kami," kata Hendrasmo
"Kami berpikir bahwa olahraga ini punya potensi untuk lebih menyatukan masyarakat. Jadi banyak hal penting yang bisa dimanfaatkan dari berita berita olahraga maka kita kesini memohon juga akses, endorsement supaya kami bisa menyiarkan berbagai kegiatan olahraga yang berada dalam koordinasi Kemenpora," tambahnya.
Menurutnya, saat ini audiens RRI saat ini lebih dari 20 juta orang. Jumlah ini baru dari satu platform saja, belum digabungkan dengan sejumlah platform media yang dimiliki RRI lainnya.
"RRI tidak hanya hadir melalui platform pendengaran saja, tapi juga melalui siaran online, ada pula RRI Net yang audio visual," katanya.
Sementara itu, Dewan Pengawas LPP RRI M. Kusnaen menambahkan, selain terkait kegiatan Keolahragaan, pihaknya juga meminta agar bisa berkolaborasi terkait informasi kepemudaan. Sebab, menurut dia, kelompok masyarakat usia muda termasuk kelompok masyarakat yang rentan terpapar budaya barat dan terpapar radikalisme.
"Kalau ada kerja sama antara Kemenpora dan RRI bagaiama mitigasi terhadap upaya itu, program-program yang bisa membuat pemuda bagaiamana sebaiknya menyikapi isu-isu aktual, bagaiamana kita menciptakan program yang bisa memperkuat ketahanan budaya bangsa, anak anak muda perlu mengenal budaya mereka sendiri. Jangan hanya mengenal budaya K-POP atau budaya barat yang mungkin tidak sepenuhnya tepat untuk merka," harapnya.
Disamping itu, pihaknya juga meminta agar Kemenpora dapat membantu melayani kelompok yang berkubutuhna khusus atau difabel karena mereka selama ini hanya bisa mengakses informasi melalui siaran radio atau pendengaran.
"Ini coba kami fasilitasi, tetapi kami juga meminta dukungan Kemenpora, agar kami bisa memberikan layanan kepada kelompok berkubutuhan khusus ini," ucapnya.
Sementara itu, Menpora Amali menyambut baik dan mengaku siap berkolaborasi dengan RRI karena selama ini dianggap berita-berita atau informasi atau kegiatan seputar olahraga dinilai masih kurang disajikan di media-media.
"Kami siap berkolaborasi dan bersinergi dengan RRI, banyak yang bisa kita kolaborasikan dan kita kerjasamakan terkait kegiatan-kegiatan keolahragaan," ujar Menpora Amali.
Dalam kesempatan ini, Menpora Amali meminta LPP RRI mendukung dan ikut menyampaikan kepada publik terkait adanya paradigma baru pembinaaan olahraga prestasi yang tertuang dalam UU Nomor 11 Tahun 2022 dan Perpres No 86/2021 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Target utama DBON adalah perbaikan peringkat olimpiade, ujungnya olimpiade 2044, Indonesia ditargetkan masuk peringkat 5 besar dunia.
"Dalam DBON itu kita merubah paradigma olahraga, RRI bisa menyampaikan itu kepada publik," harapnya.(ded)