Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali menerima Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) I Hendrasmo dan Anggota Dewan Pengawas M Kusnaeni, di Ruang Kerja Lantai 10 Graha Pemuda Senayan Jakarta Pusat, Kamis (16/6) siang.
Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali menerima Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) I Hendrasmo dan Anggota Dewan Pengawas M Kusnaeni, di Ruang Kerja Lantai 10 Graha Pemuda Senayan Jakarta Pusat, Kamis (16/6) siang.
Kedatangan tersebut dalam rangka mensinergikan berbagai kegiatan pemuda dan olahraga untuk dapat dipublikasikan kepada masyarakat secara lebih baik dan kian masif. Tentang hal tersebut, Menpora Amali menyambut baik karena memang ruang publik masih perlu banyak penjelasan tentang berbagai kebijakan pemerintah.
"Sesama lembaga pemerintah tentu mudah untuk dapat bersinergi dan berkoordinasi serta berkolaborasi, akselerasi membangun kepemudaan dan keolahragaan perlu banyak penjelasan kepada publik," kata Menpora Amali.
"Tentang adanya rencana program "Menpora Menyapa", boleh saya setuju tetapi jangan dikunci waktu, yang fleksibel. Kalau nanti dipatok kemudian saya tidak bisa karena dipanggil Presiden contohnya, menjadi hal yang kontra produktif," tambahnya.
Ada banyak hal program-program Kemenpora yang termaktub dalam Program Prioritas 2020-2024 dapat dikerjasamakan khususnya dalam edukasi dan pemahaman kepada khalayak, dan RRI sebagai radio pemerintah yang mampu menjangkau hingga pelosok dapat mengambil peran.
"Terkadang ada kebijakan pemerintah yang perlu banyak ruang guna menjelaskan, seperti paradigma baru DBON dimana sasaran utama adalah Olimpiade sedangkan SEA Games dan Asian Para Games hanya sasaran antara sehingga mengirimkan atlet tidak sebanyak yang lalu-lalu," bebernya.
"Adanya Tim Review yang obyektif, perubahan pasti ada penolakan, tetapi terbukti SEA Games Vietnam yang jumlah atlet dipangkas hampir 50% dibandingkan saat di Philipina namun posisi justru lebih baik bertengger di peringkat ketiga. Hal ini perlu sering dijelaskan, dan RRI bisa ambil peran," tegasnya.
Sementara, Dirut RRI Hendrasmo menjelaskan bahwa pendengar RRI berdasarkan data secara agregat mencapai 20 juta dan itu banyak sekali berada di daerah-daerah. Kalau dengan segmentasi yang lain seperti radio streaming, berita radio, dan lainnya bisa mencapai 30 juta.
"Kami berharap kerjasama dengan Kemenpora dapat dibangun lebih baik, bisa mensinergikan diri, karena olahraga bagi audiens sangat digemari, dan all segmen dari anak-anak (TK) sampai dewasa dan orang tua," ucapnya.
"Pendengar RRI 20 juta secara agregat, dan sampai di daerah-daerah, bisa sebagai desiminasi untuk membangun daerah karena banyaknya pendengar kita, tentu ini bisa menjadi media yang mampu memberikan kontribusi menyukseskan berbagai program," imbuhnya.
Adapun Anggota Dewas RRI M Kusnaeni membuka ruang baru, mohon kepada Kemenpora dapat membantu membuka ruang penyiaran olahraga bagi kaum disabilitas.
"Pak Menteri mohon dapat dibantu mengkomunikasikan kepada PSSI dan PT LIB untuk mengizinkan RRI menyiarkan Liga 1 untuk para disabilitas, kelihatannya juga tidak menggangu hak siar, toh hanya suara khas yang dapat dinikmati oleh mereka," pinta Bung Kus, yang sudah dikenal sebagai pengamat atau komentator sepak bola.
Dalam kaitan permohonan tersebut dengan pertimbangan tidak melanggar hak siar, Menpora Amali menyanggupi guna menyampaikan kepada pihak PSSI. (cah)