Jadi Penguji Program Doktor Pendidikan Olahraga, Menpora Amali Ingin Hasil Penelitian Berdampak Positif untuk Sepakbola Tanah Air

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menjadi penguji dalam ujian terbuka pascasarjana mahasiswa Alficandra, S.Pd., M.Pd, dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara virtual dari Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Kamis (21/10). Menpora Amali berharap hasil penelitian memberi dampak positif terhadap perkembangan sepakbola tanah Air.

Jadi Penguji Program Doktor Pendidikan Olahraga, Menpora Amali Ingin Hasil Penelitian Berdampak Positif untuk Sepakbola Tanah Air Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menjadi penguji dalam ujian terbuka pascasarjana mahasiswa Alficandra, S.Pd., M.Pd, dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara virtual dari Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Kamis (21/10). Menpora Amali berharap hasil penelitian memberi dampak positif terhadap perkembangan sepakbola tanah Air. (foto:raiky/kemenpora.go.id)

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menjadi penguji dalam ujian terbuka pascasarjana mahasiswa Alficandra, S.Pd., M.Pd, dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara virtual dari Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Kamis (21/10). Menpora Amali berharap hasil penelitian memberi dampak positif terhadap perkembangan sepakbola tanah Air. 

Menpora Amali menjadi penguji atas disertasi mahasiswa program studi (prodi) S-3 Doktor Pendidikan Olahraga (POR) Alficandra, S.Pd., M.Pd selaku promovendus yang berjudul 'Pengaruh Latihan Quiet Eye, Koordinasi Mata-kaki dan Tingkat Kecemasan Terhadap Akurasi Tendangan ke Gawang Pemain Sepakbola Universitas se-Provinsi Riau'.

Selain Menpora Amali hadir Rektor Unnes selaku Ketua Penguji Prof. Fathur Rokhman, penguji lainnya yakni Dr. Mugiyo Hartono, Prof. Soegianto, Dr. Heny Setyawati, Prof. Oktia Woro Kasmini Handayani, Prof. Tandiyo Rahayu. 

Kesimpulan penelitian menurut promovendus yakni latihan quiet eye (mata tenang) memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil akurasi tendangan baik bagi pemain yang memiliki koordinasi mata kaki tinggi dan rendah serta bagi pemain memiliki tingkat kecemasan tinggi dan rendah. 

"Saran; pelatih, pembina klub sepakbola akan menggunakan latihan quiet eye meningkatkan koordinasi mata kaki dan mengurangi tingkat kecemasan pemain dalam latihan meningkatkan akurasi tendangan ke gawang," kata Alficandra.

"Pesepakbola perlu memperhatikan kemampuan koordunasi mata-kaki dan mengelola tingkat kecemasan dalam latihan quiet eye karena merupakan parameter dalam meningkatkan hasil akurasi tendangan ke gawang," tambahnya.

Usai mendengarkan pemaparan dari promovendus dari beberapa pertanyaan yang disampaikan, Menpora Amali merasa setuju. Menpora berharap penelitian itu dalam dihadirkan dalam bentuk-bentuk yang lebih praktis. 

"Kepada promovendus selamat anda bisa menjelaskan dengan baik dari dua hal yang ingin saya tahu. Mudah-mudahan ini bisa diwujudkan dalam bentuk-bentuk yang lebih praktis, agar mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan sepakbola tanah air," ujar Menpora Amali. 

Menurut Menpora Amali sebagai seorang atlet khususnya atlet sepakbola jika fisik sudah bagus, tekhnik sudah bagus dan strategi sudah bagus maka yang akan menentukan diakhirnya adalah mental pemain itu sendiri.

"Terus terang kalau toh juga fisik sudah bagus, tekhnik bagus, strategi sudah bagus, yang akan menentukan itu mental. Dan mental sangat ditentukan oleh tingkat kecemasan. Mungkin bisa membuat supaya mental kita lebih balance dengan fisik, tekhnik, strategi yang disiapkan oleh pelatih. Terima kasih selamat promovendus," urai Menpora Amali.(ben)

BAGIKAN :
PELAYANAN