Wamenpora Taufik Hidayat menjadi bintang tamu dalam acara podcast Djoernal ID yang digelar Kemenpora, Jakarta, Jumat (24/8). Pertemuan ini membicarakan perjalanan karier Wamenpora Taufik dan menyampaikan pesan menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) 2025.
Wamenpora Taufik Hidayat menjadi bintang tamu dalam acara podcast Djoernal ID yang digelar Kemenpora, Jakarta, Jumat (24/8). Pertemuan ini membicarakan perjalanan karier Wamenpora Taufik dan menyampaikan pesan menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) 2025. (foto:putra/kemenpora.go.id)
Jakarta: Wamenpora Taufik Hidayat menjadi bintang tamu dalam acara podcast Djoernal ID yang digelar Kemenpora, Jakarta, Jumat (24/8). Pertemuan ini membicarakan perjalanan karier Wamenpora Taufik dan menyampaikan pesan menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) 2025.
Dipandu host Nina Melinda, Wamenpora Taufik menyampaikan usai gantung raket pada 2013, sang legenda bulu tangkis tak langsung terpikir untuk terjun ke panggung politik.
“Sebenarnya setelah 2013 saya nggak kepikiran berpolitik. Awalnya cuma karena ada relasi kerja. Dari situ mulai terlibat, dan ternyata dunia politik ini sangat berbeda dengan dunia atlet, jadi harus menyesuaikan,” ujar Wamenpora Taufik.
Sebelum menjadi Wamenpora, Taufik Hidayat juga sempat aktif di berbagai organisasi olahraga. “Dari situ saya banyak belajar dan berproses,” tambah Wamenpora Taufik.
Kemudian, Wamenpora Taufik menjelaskan tentang adah kebijakan olahraga nasional. Ditekankan, pentingnya menerapkan skala prioritas dalam pembinaan atlet.
“Mengenai struktur olahraga, tentu ada prioritas. Harus ada yang di fokuskan. Kita lihat misal seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade. Harus jelas dan dipetakan mana yang memiliki potensi untuk meraih medali,” terang Wamenpora Taufik.
Lalu, Wamenpora Taufik menceritakan masa kecilnya. Sebelum menjadi legenda hidup bulu tangkis Indonesia, justru dahulu ia lebih menggemari olahraga sepak bola.
“Dahulu dilarang main bola, karena saat pulang dalam keadaan panas-panasan atau hujan-hujanan. Kemudian diarahkan bulu tangkis, mulai suka dan serius. Walaupun saat itu kadang sempat curi-curi waktu main bola,” kenang Wamenpora Taufik.
Sementara mengenai minat olahraga pada generasi sekarang ini, Wamenpora Taufik melihat tren yang positif. Jika dibanding dahulu, kini sudah banyak cabang olahraga yang mulai tumbuh dan disukai banyak orang.
“Sekarang banyak pilihan olahraga, kalau kita lihat padel lagi digemari. Ini tentunya sangat positif ya. Kemudian olahraga lari. Sangat baik, masyarakat menjadi bugar,” sambungnya.
Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025, Wamenpora Taufik berpesan agar generasi mida menunjukkan hal-hal positif. “Menurut saya, masa depan ada di tangan sendiri, orang tua yang mengarahkan. Kalau kerja keras dan disiplin, Insya Allah sukses,” katanya.
Menutup podcast, Wamenpora Taufik memberikan pesan inspiratif. “Orang-orang sering lihat hasil ketika di atas, tapi lupa bagaimana seseorang menjalani prosesnya. Dalam olahraga, nggak ada yang instan. Semua butuh kerja keras dan waktu. Ada prosesnya,” pungkasnya. (jef)