Program utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) Pesta Prestasi Volume X telah sampai pada puncaknya. Tema besar yang diangkat pada penutupan puncak pretasi ini yakni No Chip, Just Chill and Skill.
Jakarta: Program utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) Pesta Prestasi Volume X telah sampai pada puncaknya. Tema besar yang diangkat pada penutupan puncak pretasi ini yakni No Chip, Just Chill and Skill.
Tema besar ini menggambarkan bagaimana komitmen Kemenpora RI bersama pemuda Indonesia yang diwakilkan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) untuk memberantas dan perang terhadap judi online (judol) yang merambah kalangan pemuda dengan mendeklarasikan anti judi online.
Deputi Pemberdayaan Pemuda Asrorun Ni'am Sholeh menyampaikan, Presiden Prabowo memiliki konsentrasi serius dalam pencegahan judol. Kemenpora memastikan berkontribusi dan berkomitmennya dalam pencegahan dan perang terhadap kecanduan judol dikalangan anak muda.
"Ada isu strategis yang menjadi konsen kita bersama. Presiden juga memiliki perhatian sangat serius, Kemenpora memastikan kontribusi anak-anak muda dalam pencegahan perilaku kecanduan judol," kata Deputi Asrorun Ni'am pada puncak Pesta Prestasi di Halaman Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (14/12).
"Ketika ada komitmen besar Presiden untuk perang terhadap judol, Kemenpora melalui Menpora Dito secara khusus menerbitkan Surat Edaran terkait dengan pencegahan judi online dikalangan Kemenpora. Kita berharap seluruh stakeholders pemuda dan olahraga berada di dalam satu kesatuan untuk perang terhadap judol," tegasnya.
Perilaku kecanduan terhadap judol lanjutnya, bisa mengganggu tumbuh kembang bangsa dan dapat menghambat komitmen pewujudan Indonesia Emas Tahun 2045.
"Maka kita memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membersihkan ruang-ruang publik digital dari hal-hal yang bersifat destruktif. Dengan membangun literasi untuk kepentingan ajang kreasi dan inovasi digital. Banyak cerita sukses bahwa anak muda dengan kemampuan digitalnya bisa mengubah diri, from zero to hero," urai Deputi Asrorun.
Menurutnya, data dari Kementerian Komdigi jutaan orang terpapar judi khususnya judol. Ada lebih dari 960.000 paparan judol kepada anak-anak pelajar, mahasiswa dan pemuda. Artinya, diantara angka itu ada kader-kader pemuda yang sedang tidak baik-baik saja. Kemenpora memiliki tanggungjawab sosial untuk memastikan bersihnya ruang digital untuk anak muda.
"Perang ofensif saja tidak cukup tanpa upaya membangun literasi, kesadaran, prefensi dan edukasi secara memadai. Ketika ada 960.000 korban judol anak-anak muda tadi apakah mereka harus dipenjara?. Alternatifnya adalah pendekatan rehabilitatif dan restorasi atau pemulihan dari anak pelajar, mahasiswa, pemuda yang terjebak judi online," ujarnya.
"Maka, harus direhabilitasi sosial melalui organisasi kepemudaan, kemahasiswaan, kepelajaran. Disini saatnya kita bangkit merespon permasalahan aktual yang dihadapi para anak muda. Kreativitas dan inovasi merupakan nadi para anak muda untuk maju dan berprestasi. Jangan berkreasi dan jadikan Kemenpora sebagai ajang nongkrongnya anak muda berprestasi," pungkas Asrorun Ni'am yang kemudian dilanjutkan dengan penghancuran chip simbol perang terhadap judol.
Puncak Pesta Prestasi Volume X ini dilaksanakan selama dua hari kedepan. Banyak acara kreasi dan inovasi dihadirkan diantaranya F&B, UMKM, musik, mural, otomotif, kesenian, clothing exhibition, ngedadak ngartis competition, talkshow dan sebagainya. (ben)
Deklarasi Pemuda-Pemudi Indonesia Anti Judi Online:
1. Kami pemuda pemudi Indonesia menolak segala bentuk perjudian baik online maupun offline,
2. Kami pemuda pemudi Indonesia berjanji akan setia membantu pemerintah untuk berperan aktif dalam pencegahan perjudian,
3. Kami pemuda pemudi Indonesia siap menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan berperan aktif dalam berbagai kegiatan positif.